Tak hanya itu, dua guru yang mengajar di kelas tersebut menjadi korban. "Sekarang ada 17 orang yang dirawat di RS Mitra Plumbon, dua di antaranya guru," kata Wakapolres Cirebon Kompol Ricardo Condrat Yusuf kepada detikcom, Selasa (1/10/2019).
Condrat mengatakan, dari 15 siswa yang menjalani perawatan di RS Mitra Plumbon, lima di antaranya bakal dirujuk ke RSUD Gunung Jati Kota Cirebon untuk menjalani computerized tomography (CT) scan. "Kita belum bisa memastikan luka berat atau tidaknya, karena harus melalui CT scan dulu. Ambulans dari Polres Cirebon akan bantu korban yang akan menjalani CT scan di rumah sakit Kota Cirebon," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas memasang garis polisi di lokasi kejadian. Condrat mengatakan pemasangan garis polisi dilakukan untuk menghindari adanya korban akibat kejadian serupa.
"Takutnya kelas lain juga roboh, kami pasang police line. Untuk total korbannya ada 51, dua di antaranya guru," ujar Condrat.
Sebelumnya, salah seorang guru SMPN 2 Plumbon Iin Indrayani mengatakan insiden nahas itu terjadi sekitar pukul 13.00 WIB atau saat siswa dari dua kelas, yakni kelas 7I dan 7J, tengah belajar. "Kronologinya ya saat kami sedang belajar biasa. Tiba-tiba ambruk, kemudian menimpa siswa dan guru," kata Iin kepada detikcom di SMPN 2 Plumbon, Selasa (1/10/2019).
Iin menyebutkan, saat kejadian, sejumlah siswa berhasil meloloskan diri, sementara siswa lainnya tertimpa reruntuhan bangunan. "Ada yang kena runtuhan genting, kayu, dan tembok. Ada yang lukanya ringan dan berat, ada juga yang pemeriksaan saja," ucapnya.
Menurutnya, bangunan kelas itu ambruk karena kondisinya yang sudah lapuk. "Kalau ada tanda-tanda, kami bisa mengevakuasi. Memang kondisi bangunan sudah tidak layak, belum pernah renovasi," tutur Iin.
Tonton juga video Puluhan Siswa Jember Belajar di Tenda Darurat Akibat Kelas Roboh:
Halaman 2 dari 1
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini