Parahnya lagi, dua ruang kelas yang ditempati siswa kelas empat dan lima nyaris ambruk bagian atapnya. Khawatir menimpa siswa saat belajar, pihak sekolah inisiatif menopang atap dengan dua tiang bambu.
Tak hanya itu, siswa kelas satu dan dua pun harus bergantian belajar akibat minim ruangan. Siswa kelas satu belajar pagi, sementara siswa kelas dua belajar siang hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Anehnya lagi, kata Awang, meski sudah masuk dalam pengusulan, justru bantuan malah diterima sekolah yang sudah berulang kali mendapat bantuan rehab.
"Kita sudah ajukan bantuan rehab, sudah masuk di daftar usulan tapi kita enggak dapat lagi. Malah ada tetangga (sekolah) yang kondisinya masih layak dan bagus dapat bantuan. Saya khawatir ada korban siswa jika atap ambruk, tetap kami yang disalahkan padahal sudah ajukan jauh jauh hari," katanya.
Tercatat sebanyak 105 siswa yang belajar di sekolah ini. Mereka harus belajar di bawah bayang-bayang ketakutan atap ambruk. Bahkan, siswa yang ruang kelasnya ditopang bambu sering terkena pasir dari atap hingga tikus yang turun.
"Saya takut belajar di ruang kelas rusak, ada pasir yg turun, ada tikus, tolong perbaiki, Pak," ucap Syila, siswa kelas empat.
![]() |
"usulan itu langsung dari data pokok pendidikan secara online. Kami di Disdik tidak bisa melakukan input kecuali sekolah yang bersangkutan. Kalau kita sudah bantu usulan," ucap Wawan, Staf Pelaksana Teknis Disdik Kabupaten Tasikmalaya.
Tonton juga video Memprihatinkan! Atap SMA 3 Huruna Nias Jebol, Lantai Mirip Kubangan:
(tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini