Usut punya usut, hal itu terjadi karena ada kesalahpahaman. Sosialisasi perubahan kualitas beras dari beras medium ke beras premium yang berimbas pada pengurangan timbangan beras tidak sampai kepada warga sehingga menimbulkan polemik.
Seperti yang terjadi di Kampung Neglasari, Desa Cimarias, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Karena tidak ada informasi kepada warga, terjadi kesalahpahaman antara warga dan petugas BPNT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yaya merasa kecewa kepada pemerintah karena tidak ada pemberitahuan kepada dirinya selaku pemerintahan setempat. Warga mengira RT dan RW memotong timbangan beras, padahal ia tidak tahu-menahu soal itu.
"Justru saya selaku RW, tidak ada kabar penurunan. Kalau ada kabar, tidak akan begini," ungkapnya.
Yaya menuturkan, meskipun sudah ada surat edaran dari Bulog soal perubahan kualitas beras itu, menurutnya, warga ingin bantuan beras dari pemerintah tetap 10 kilogram.
"Tanggapan warga pengin semula yang 10 kilogram. Nggak lihat kualitas, yang penting banyaknya," ujarnya.
Ia menambahkan memang bantuan beras yang diterima warga menjadi bagus kualitasnya. "Iya, dilihat sepintas. Warga menerima beras itu sebulan sekali, setiap akhir bulan. Saya harap juga kepada pendamping agar segera mensosialisasikan kembali kepada masyarakat agar tidak salah paham," pungkasnya.
Heboh Nenek di Sumedang Kecewa Timbangan Beras BPNT Kurang:
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini