Program klinik bisnis itu dimulai tahap pertama pada 2017. Sebanyak 157 UKM menjadi pesertanya. Kini untuk program tahap kedua, sebanyak 243 UKM akan terlibat.
"Selain klinik bisnis, SBM ITB memiliki inkubator bisnis. Kurang-lebih 25 persen perusahaan startup, setelah diinkubasi, mengalami peningkatan dan bisa menambah karyawannya," ujar Wakil Dekan SBM ITB Utomo Sarjono Putro dalam jumpa pers di Lobi Kresna SBM ITB, Kamis (19/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Inkubator Bisnis SBM ITB Dina Dellyana mengatakan 243 UKM mendaftar untuk klinik bisnis gratis ini. "Mereka siap diasah," katanya.
Sementara itu, berbeda dengan coaching clinic, program inkubasi bisnis hanya diperuntukkan bagi startup yang sudah punya transaksi walaupun sedikit.
"Jadi, setelah diinkubasi, selain menciptakan sesuatu, mereka juga harus bisa show up bisnisnya," katanya.
Di tempat yang sama, Dekan SBM ITB Sudarso Kaderi Wiyono mengatakan SBM ITB mempunyai misi memberi kontribusi di bidang pengembangan sumber daya manusia.
Misi tersebut juga diemban sebagai upaya mendapatkan akreditasi Association to Advance Collegiate School of Business (AACSB). Menurutnya, SBM ITB mempunyai tiga nilai yang diterapkan agar berdampak pada masyarakat luas.
"Pertama, di bidang inovasi, baik kegiatan akademik maupun profesional. Kedua, kami mengembangkan engagement dengan stakeholder lain, seperti media, industri, birokrat, dan masyarakat. Ketiga, memberikan dampak kepada masyarakat dalam hal pendidikan, riset, dan pengabdian," ujar Sudarso.
Selain itu, SBM ITB terus berupaya mengembangkan alumni untuk menjadi pengusaha. Bukan hanya menghasilkan pengusaha, namun ke depannya akan terus ada pendampingan. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini