Survei Instrat: Program Ridwan Kamil Kurang Fokus

Survei Instrat: Program Ridwan Kamil Kurang Fokus

Mukhlis Dinillah - detikNews
Selasa, 17 Sep 2019 20:23 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Bandung - Belasan program digulirkan dalam satu tahun kepemimpinan Gubernur Jabar Ridwan Kamil-Wagub Uu Ruzhanul Ulum. Namun program-program tersebut belum banyak diketahui dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Hal itu terungkap dalam rilis survei Indonesia Strategic Institut (Instrat) mengenai persepsi masyarakat pasca suksesi kepemimpinan Ridwan Kamil- Uu di Jabar di Kafe Tarikulur, Jalan Cigadung, Kota Bandung, Selasa (17/9/2019).


Berdasarkan survei Instrat, ada tiga program yang populer di tengah masyarakat. Antara lain Bus Wisata (31 persen) masyarakat mengenal program tersebut, lalu Desa Digital (22 persen) dan M-Pus (18 persen).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Program seperti Jabar Quick Response, Kredit Mesra, Jabar Saber Hoax, Magrib Mengaji dan Layad Rawat justru persentase pengenalannya di bawah 20 persen. Khususnya Jabar Quick Response yang sering diklaim keberhasilannya hanya dikenal (11 persen) responden.

"Dari data di atas program kerja yang dijalankan Pemprov Jabar saat ini tidak begitu dikenali mayoritas warga," kata Direktur Eksekutif Instrat Jalu Priambodo.

Sementara tiga program yang paling dirasakan masyarakat manfaatnya yaitu Bus Wisata (12 persen), Desa Digital (11 persen) dan Magrib Mengaji (7 persen). Sementara Jabar Quick Response (4 persen) dan Jabar Saber Hoax (4 persen).


Menurutnya, kondisi ini karena Pemprov Jabar kurang fokus mengeksekusi program-program yang digulirkan. Banyaknya program justru membuat implementasi di lapangan tidak maksimal.

"Programnya terlalu banyak, kurang fokus. Desa Digital banyak diingat karena banyak disosialisasikan. RK-Uu banyak menyosialisasikan," tutur Jalu.

Survei Instrat: Program Ridwan Kamil Kurang FokusDirektur Eksekutif Instrat Jalu Priambodo (Foto: Mukhlis Dinillah/detikcom)
Ia menyarankan kepada Pemprov Jabar fokus terhadap program-program unggulan ketimbang menggulirkan program baru. Nantinya dari program yang sudah ada bisa dikembangkan lagi agar lebih meluas.

"Ke depan harus fokus program unggulan. Kembangkan program yang ada, nggak perlu buat baru. Misalnya Desa Digital ada turunannya nanti, nggak perlu lagi buat program baru," ujar Jalu.

Survei Instrat berlangsung tanggal 20 - 25 Agustus 2019 dengan metode multistage random sampling terhadap 405 responden. Margin error survei ini 5 persen. (mud/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads