Kemarau Panjang, Situ Ciburuy Menghijau Bak Lapangan Bola

Kemarau Panjang, Situ Ciburuy Menghijau Bak Lapangan Bola

Yudha Maulana - detikNews
Senin, 09 Sep 2019 15:02 WIB
Situ Ciburuy, Kabupaten Bandung Barat, mengering dan terlihat menghijau bak lapangan bola. (Foto: Yudha Maulana/detikcom)
Bandung Barat - Kemarau panjang menyebabkan air di Situ Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendangkal. Saking dangkalnya, dasar danau bak lapangan yang ditumbuhi rerumputan hijau di atasnya.


Pantauan detikcom pada Senin (9/9/2019), serombongan murid SD tengah berjalan di atas dasar danau yang mendangkal. Mereka berjalan dari pulau yang berada di tengah danau bendungan seluas 14,76 hektare itu menuju tepian.

Tak lama kemudian datang iring-iringan sepeda motor yang melintas dari tepian menuju danau. Di bagian yang masih terairi, terlihat beberapa orang yang menebar jala. Ada juga anak-anak yang bermain air dengan riang, ketinggian air hanya sedada mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah empat bulan kondisi Situ Ciburuy seperti ini, hujan tak pernah datang lagi," kata Keukeu (34), pedagang di Situ Ciburuy.

Kemarau Panjang, Situ Ciburuy Menghijau Bak Lapangan BolaFoto: Yudha Maulana
Sementara itu di bagian utara danau buatan yang dibangun pada 1918 itu dijadikan ladang bercocok tanam oleh warga. Mereka menanam padi, kangkung dan sayuran lainnya.

"Itu inisiatif warga saja untuk menanam, lumayan kalau Ciburuy surut bisa menanam di sana," katanya.Menurut Keukeu, kondisi air surut seperti ini terjadi setiap tahunnya. Namun kali ini kemarau terasa lebih panjang. "Kalau sore hari, warga suka main ke tanah lapang itu. Mobil bisa turun juga ke situ," ucapnya.

Alo (54), anggota Forum Masyarakat Cinta Ciburuy (Formacib) mengatakan, khawatir melihat kondisi Situ Ciburuy yang kian mendangkal setiap tahunnya. "Dulu Ciburuy itu indah, di kelilingi oleh pepohonan, sekarang malah seperti ini," katanya.

Kemarau Panjang, Situ Ciburuy Menghijau Bak Lapangan BolaFoto: Yudha Maulana
Ia mengatakan, ada mata air yang berada di dekat pulau dan tepian Situ Ciburuy. Namun kini telah tertutup oleh sedimentasi. "Saya takut Situ Ciburuy seperti Situ Aksan di Kota Bandung, lama-lama mengering lalu jadi perumahan. Lalu apa yang akan kita wariskan untuk anak cucu nanti?," katanya.


Pria yang juga penjaja wisata perahu ini kini hanya bisa gigit jari karena kunjungan wisatawan semakin minim lantaran surutnya air. Ia pun terpaksa menyambi pekerjaan lain karena pemasukan yang sedikit.

"Sehari kini paling hanya bisa satu atau dua perjalanan, satu kali perjalanan itu Rp 20 ribu. Biasanya kalau lagi ramai bisa bawa pulang minimal Rp 150 ribu," ujar Alo.

Saat ini, kata Alo, ia baru saja mendapatkan pekerjaan sebagai satpam di kantor pemerintahan. Sementara rekan-rekannya yang lain, memilih berjualan atau bekerja di proyek bangunan.

"Ada sekitar 30 penjaja perahu, tapi yang aktif hingga kini bisa dihitung pakai jari. Karena memang minim (wisatawan), apalagi sekarang airnya menyusut," ujar anggota Forum Masyarakat Cinta Ciburuy (Formacib) itu.

Kemarau Panjang, Situ Ciburuy Menghijau Bak Lapangan BolaFoto: Yudha Maulana

Di samping itu, ujar Alo, kondisi di Situ Ciburuy jauh dari kata layak wisata. Tak ada pintu masuk yang jelas untuk menikmati keindahan danau buatan ini karena tumpang tindih dengan terminal Bus Damri di depannya.

"Katanya bulan depan mau ditata seperti yang dijanjikan Gubernur Ridwan Kamil. Kalau melihat kondisi sekarang acak-acakan sekali, warung juga masih berbeda-beda bentuknya," katanya.

Situ Ciburuy merupakan salah satu kawasan wisata primadona yang berada di KBB. Nama Situ Ciburuy diabadikan dalam sebuah lagu berjudul Bubuy Bulan yang dinyanyikan Nina Kirana dan dipopulerkan kembali oleh penyanyi pop Sunda, Nining Meida. (tro/tro)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads