Aksi anak-anak Papua yang sedang menari ini menjadi daya tarik bagi pengunjung dan wisatawan yang hadir. Mereka mengenakan hiasan kepala dan kostum jerami khas Papua.
Asyiknya tarian ini membuat para tokoh dan budayawan Ciamis ikut menari dengan irama ceria. Bahkan warga yang berada di bawah panggung mengikuti irama tarian tersebut. Selepas menari dan turun dari panggung, anak-anak Papua ini langsung dikerumuni warga diajak foto bersama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isaskar Becham Abba, siswa ADEM asal Papua dari SMAN 2 Ciamis, menuturkan, ketika membuat sagu, masyarakat Papua sering mengadakan ritual pesta berupa menyanyi dan menari tarian Pangkur Sagu. Ini sebagai simbol gotong royong, kebersamaan, dan rasa syukur.
"Tarian Pangkur Sagu biasanya ditampilkan dalam acara pementasan atau dalam penyambutan tamu sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen," ungkapnya, Senin (9/9/2019).
![]() |
Isaskar bersama temannya mengaku gembira bisa dilibatkan dalam kegiatan HUT Gong Perdamaian Dunia ke-10 ini. Ia mengaku betah berada di Ciamis karena masyarakatnya yang baik dan ramah.
"Terima kasih sudah diikutsertakan dalam kegiatan gong perdamaian ini. Acaranya bagus untuk menggelorakan perdamaian. Di Ciamis ini orangnya baik dan ramah. Mudah-mudahan kita selalu menjaga perdamaian," pungkasnya.
Tonton juga video Cara Unik Polres Purworejo Sampaikan Pesan Damai untuk Papua:
(err/ern)