Kolecer, Street Library ala RK yang Gagal di Bandung Berhasil di Kota Lain

Kolecer, Street Library ala RK yang Gagal di Bandung Berhasil di Kota Lain

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 08 Sep 2019 21:57 WIB
Street library di Taman Pasupati tak berfungsi dan jadi korban vandalisme/Foto: Fadil Muhammad
Bandung - Di masa akhir jabatannya sebagai wali kota, Ridwan Kamil (RK) meluncurkan street library, yaitu lemari buku yang bentuknya seperti boks telepon umum disimpan di jalanan. Ide ini ia bawa ke provinsi. Namun namanya ia ubah menjadi Kolecer (Kotak literasi cerdas).

Program Kolecer ini dibuat RK guna meningkatkan minat baca warga Jawa Barat. Keberadaan program ini ditandai dengan adanya lemari-lemari berisi buku yang disimpan di sejumlah sudut di 27 Kabupaten/Kota di Jabar.

Karena program itu lah, ia mendapat penghargaan Nugra Jasa Darma Pustaloka untuk kategori Pejabat Publik yang Berperan Aktif Terhadap Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Gemar Membaca dari Perpusatakaan Nasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita ada program Kolecer yang istimewa, dengan menggerakkan kotak-kotak literasi di jalanan, di pasar, di rumah sakit dan di mana-mana," ujar RK usai menerima penghargaan pada Jumat lalu (6/9/2019).

Detikcom mencoba menelusuri keberadaan Kolecer di sejumlah daerah di Jabar. Rata-rata euforia terjadi pada saat pertama peluncuran, namun kondisinya kini di sebagian wilayah tak seramai saat awal. Bahkan di Kota Bandung, di mana program ini pertama kali dibuat, bisa dikatakan gagal.
Street library di Jalan Asia Afrika. Lemari buku kosong dan terkunciStreet library di Jalan Asia Afrika. Lemari buku kosong dan terkunci Foto: Fadil Muhammad

Detikcom mendatangi street library di Jalan Asia Afrika tepatnya seberang Hotel Savoy Homann, di mana di sini pula RK memposting pertama kali program ini saat jadi wali kota. Kondisinya terlihat tak terurus. Lemari buku yang kosong itu terkunci.

Iqbal Nur Alam, salah satu warga menyayangkan keberadaan Street Library yang kini tak terurus. Dia menyoroti penempatannya yang kurang strategis.

"Kurang tepat sih naruhnya di pinggir jalan," ucap Iqbal kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Kondisi lebih memprihatinkan street library atau Kolecer di Taman Pasupati. Di lokasi ini kotak lemari buku berwarna merah itu jadi korban vandalisme. Tidak ada buku sama sekali.

"Dicoretnya sih baru-baru ini. Tahun lalu coretannya masih sedikit, sekarang udah banyak. Udah nggak berfungsi. Dari zaman Ridwan Kamil (wali kota) saja sudah enggak ada bukunya," kata Tati Rohayati salah seorang pedagang di sekitar lokasi.

Street library atau kolecer di Garut. Euforia hanya pada saat awal peluncuranStreet library atau kolecer di Garut. Euforia hanya pada saat awal peluncuran Foto: Hakim Ghani

Sementara di Garut, kondisinya jauh lebih baik. Meski tidak seramai saat peluncuran pada awal tahun, Kolecer yang berada di Taman Kian Santang cukup menarik warga.

Ada lebih dari 50 buku yang tersimpan di dalam Kolecer, mulai dari buku bacaan anak-anak hingga buku pengetahuan. Buku-buku tersebut didapat dari sumbangan warga dan milik Dispusipda.

"Kebetulan sih sebenarnya saya ke sini sekalian cari referensi dari buku-buku yang ada di sini untuk tugas saya," ujar Oca kepada detikcom, Jumat (6/9/2019).

Sama seperti di Garut, Kolecer di Taman Lokasana Kabupaten Ciamis juga menjadi daya tarik masyarakat. Banyak warga yang datang untuk membaca buku-buku yang disediakan di rak buku tersebut.

Salah seorang remaja, Fahmi (21), menuturkan keberadaan Kolecer ini sangat berguna, terutama bagi yang senang baca buku. Sambil menunggu teman janjian untuk olahraga, ia biasa menghampiri Kolecer dan membaca buku-buku yang ada.

"Bagus untuk meningkatkan minat baca ada sarana untuk membaca. Hanya saja ada kekurangannya, enggakada tempat untuk duduk," ucapnya.
Kolecer di Ciamis cukup diminati wargaKolecer di Ciamis cukup diminati warga Foto: Dadang Hermansyah

Di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung Kolecer masih aktif digunakan oleh warga. Meski begitu, operasional waktunya memang ditentukan.

"Masih aktif, kegiatannya dari Hari Rabu sampai Minggu, jam operasionalnya dari Pukul 09.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB. Lokasinya di Taman Uncal Pemkab Bandung," kata Elis Ratna pengelola teknis Kolecer Kabupaten Bandung via pesan singkat, Sabtu (7/9/2019).

Sementara di Kota Cirebon, Kolecer yang baru ada satu itu, tempatnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (Bapusipda) Kota Cirebon Jaja Sulaeman mengatakan Kolecer biasanya berada di komplek Masjid Raya At Taqwa Kota Cirebon.

"Sekarang sedang dipinjam ke Kampung Pegambiran. Biasanya posisinya di At Taqwa. Kota Cirebon cuma dapat satu unit," kata Jaja saat ditemui detikcom di Bapusipda Kota Cirebon, Jabar, Jumat (6/9/2019).

Meski aktif digunakan, di setiap daerah kompak berpendapat bila koleksi buku masih kurang. Sehingga, buku-buku di lemari Kolecer perlu diperkaya. Selain itu, keberadaan kolecer yang baru satu di setiap kabupaten dan kota, tentunya belum bisa mewujudkan tujuan untuk meningkatkan minat baca seluruh warga Jabar.
Halaman 2 dari 2
(mud/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads