Pantauan detikcom Minggu (1/9/2019) sekitar pukul 08.00 WIB, ratusan perempuan nampak telah bersiap untuk mengikuti acara yang digagas oleh Indonesia.ID dan Rumpun Indonesia. Mereka begitu antusias dan penuh semangat.
Para penari lintas generasi ini juga terlihat begitu anggun dengan balutan kebaya lengkap dengan selendang sebagai aksesorisnya. Suasana terasa begitu menyentuh kala ratusan penari mulai menampilkan gerakan tarian Ketuk Tilu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita coba untuk memelihara rasa cinta budaya dan menanamkan kembali kecintaan itu kepada generasi muda," katanya.
![]() |
"Kami mencoba kembali mengangkat tarian ini agar tidak terlupakan masyarakat di Bandung maupun Jawa Barat," ucapnya.
Di lokasi yang sama, Ketua Indonesia.ID Eva Simanjuntak menyatakan, kegiatan ini akan menjadi agenda nasional. Rencananya pada tanggal 27 Oktober mendatang pihaknya akan menggelar tarian tradisional serentak di sejumlah daerah seperti Medan, Makassar, Ambon, Aceh dan Papua.
"Kita juga akan buat di luar negeri seperti di Kota Auckland dan Washington DC," katanya.
Tarian yang dilakukan di setiap daerah berbeda-beda tergantung dengan kebudayaan masing-masing. "Kita akan menerangkan merpati dan seluruh simbol-simbol keagamaan seperti lonceng gereja, vihara, bedug, semua akan berbunyi bersama," ucapnya.
![]() |
"Gerakan melestarikan budaya asli ini untuk menjaga Pancasila sebagai pemersatu keragaman identitas bangsa Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Koreografer Tari Ketuk Tilu Ine Arini Bastaman menyatakan, Tari Ketuk Tilu dipilih sebagai upaya untuk melestarikan tarian tersebut. Pasalnya tarian ini bisa disebut hampir punah.
"Tarian ini sudah lama dan sudah hampir hilang. Tokoh-tokohnya ini sudah hampir hilang. Ini tarian menginspirasi yang tarian Jaipong ini ada dari Ketuk Tilu dan Pencak Silat," ucapnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini