700 Perempuan Lintas Generasi Kompak Menari Ketuk Tilu di Gedung Sate

700 Perempuan Lintas Generasi Kompak Menari Ketuk Tilu di Gedung Sate

Mochamad Solehudin - detikNews
Minggu, 01 Sep 2019 11:43 WIB
700 perempuan lintas generasi menari Ketuk TIlu di Gedung Sate, Kota Bandung. (Foto: Mochamad Solehudin/detikcom)
Bandung - Sekitar 700 perempuan lintas usia melakukan tarian Ketuk Tilu di halaman Gedung Sate, Kota Bandung. Melalui tarian itu, mereka memberi pesan kepada semua pihak agar kembali mencintai budaya Indonesia.

Pantauan detikcom Minggu (1/9/2019) sekitar pukul 08.00 WIB, ratusan perempuan nampak telah bersiap untuk mengikuti acara yang digagas oleh Indonesia.ID dan Rumpun Indonesia. Mereka begitu antusias dan penuh semangat.


Para penari lintas generasi ini juga terlihat begitu anggun dengan balutan kebaya lengkap dengan selendang sebagai aksesorisnya. Suasana terasa begitu menyentuh kala ratusan penari mulai menampilkan gerakan tarian Ketuk Tilu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendiri Rumpun Indonesia Marintan Sirait menyatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menggalang kembali rasa cinta terhadap Budaya Indonesia, salah satunya melalui gerak tari. Pasalnya, selama ini dia menilai generasi muda Indonesia kurang tertarik terhadap tari-tarian tradisional.

"Kita coba untuk memelihara rasa cinta budaya dan menanamkan kembali kecintaan itu kepada generasi muda," katanya.

700 Perempuan Lintas Generasi Kompak Menari Ketuk Tilu di Gedung SateFoto: Mochamad Solehudin
Dia mengungkapkan, Tari Ketuk Tilu dipilih dalam acara ini karena ingin kembali mengenalkan salah satu tarian tradisional kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda. Bahkan, tarian ini disebut-sebut menjadi cikal bakal dari Tarian Jaipong.

"Kami mencoba kembali mengangkat tarian ini agar tidak terlupakan masyarakat di Bandung maupun Jawa Barat," ucapnya.

Di lokasi yang sama, Ketua Indonesia.ID Eva Simanjuntak menyatakan, kegiatan ini akan menjadi agenda nasional. Rencananya pada tanggal 27 Oktober mendatang pihaknya akan menggelar tarian tradisional serentak di sejumlah daerah seperti Medan, Makassar, Ambon, Aceh dan Papua.

"Kita juga akan buat di luar negeri seperti di Kota Auckland dan Washington DC," katanya.

Tarian yang dilakukan di setiap daerah berbeda-beda tergantung dengan kebudayaan masing-masing. "Kita akan menerangkan merpati dan seluruh simbol-simbol keagamaan seperti lonceng gereja, vihara, bedug, semua akan berbunyi bersama," ucapnya.
700 Perempuan Lintas Generasi Kompak Menari Ketuk Tilu di Gedung SateFoto: Mochamad Solehudin
Dia menambahkan, dalam 74 tahun ini berbagai tantangan besar di hadapi Indonesia. Mulai dari masalah intolerasi dan lainnya. Untuk itu dia berharap melalui kegiatan ini bisa kembali merajut kebersamaan antar warga Indonesia.

"Gerakan melestarikan budaya asli ini untuk menjaga Pancasila sebagai pemersatu keragaman identitas bangsa Indonesia," ujarnya.


Sementara itu, Koreografer Tari Ketuk Tilu Ine Arini Bastaman menyatakan, Tari Ketuk Tilu dipilih sebagai upaya untuk melestarikan tarian tersebut. Pasalnya tarian ini bisa disebut hampir punah.

"Tarian ini sudah lama dan sudah hampir hilang. Tokoh-tokohnya ini sudah hampir hilang. Ini tarian menginspirasi yang tarian Jaipong ini ada dari Ketuk Tilu dan Pencak Silat," ucapnya.
Halaman 2 dari 2
(mso/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads