"Pada intinya saya dukung rencana gubernur," kata Dadang di Masjid Al Fathu, Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat, (30/8/2019).
Menurut dia, Tegalluar merupakan salah satu daerah yang cukup strategis untuk dijadikan ibu kota Jabar. Sekadar diketahui, Tegalluar merupakan daerah yang menjadi Transport Oriented Development (TOD) kereta cepat Bandung-Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu sempat juga rencana dipindahkan ke Walini karena disana akan dibangun pool-nya KCIC. Jadi dasarnya Bandung-Jakarta lebih dekat," ujarnya.
Dadang memahami pemikiran Ridwan Kamil terkait rencana pemindahan pusat pemerintahan itu. Sebab, menurut dia, jika rencana pemindahan ibu kota itu terwujud, Gedung Sate yang juga kantor gubernur, dapat dijadikan obyek wisata.
"Beliau (Ridwan Kamil) berencana memindahkan ibu kota, agar Gedung Sate bisa digunakan sebagai wisata heritage. Seperti di Thailand, bangunan kerajaannya dijadikan tempat wisata, sedangkan kerajaan menempati bangunan baru di wilayah lainnya," tutur Dadang.
Kelak wacana tersebut terealisasi di Tegalluar, Dadang meminta gubernur secepatnya membebaskan lahan minimal 50 hektare. Sebab, ia melanjutkan, TOD kereta cepat Bandung-Jakarta sudah memakan lahan 400 hektare.
"Supaya ada bargaining dengan pertumbuhan KCIC, sekarang kalau bisa membebaskan lahan 50 hektare saja," katanya.
Soal Tegalluar kerap dilanda banjir, Dadang menyebut nantinya akan ada rekayasa teknis kalau wacana pemindahan ibu kota Jabar terlaksana. Baik itu perencanaan wilayah, serta perencanaan segi konstruksi bangunannya.
"Disana bisa dibangun danau retensi. Penanganan Sungai Citarum dioptimalkan. Kalau jadi pusat pemerintahan pastinya akan ada pertanggungjawaban wilayah nantinya," ucap Dadang.
Halaman 2 dari 2











































