"Ada (kejadiannya keracunan), betul," kata Mulyadi via sambungan telepon.
Mereka sempat dibawa ke Puskesmas Kiangroke Banjaran. Mulyadi mengungkapkan peristiwa keracunan itu bermula saat para siswa membeli permen yang dijual oleh salah satu murid. "Ada yang jual makanan berupa permen, anak-anak beli. Tahu-tahu terjadi keracunan, ada sekitar 21 orang," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung tengah menyelidiki kandungan yang ada di makanan tersebut. "Kita akan teliti juga permennya, apakah kedaluwarsa atau mengandung sesuatu. Kita belum mengerti," ujar Mulyadi.
Camat Banjaran Faizal Sulaeman mengatakan permen itu dibeli oleh ibu siswa di Pasar Banjaran Kabupaten Bandung. Satu bungkus berisi 30 permen. "Bentuknya seperti pasta gigi gitu. Warna-warni, dijual Rp 1.500. Jadi anaknya itu suka bantu ibunya, uangnya buat uang jajan," kata Faizal di kantor Desa Margahurip, Kecamatan Banjaran.
Kejadian itu, menurut dia, sebelum masuk kelas atau pukul 07.30 WIB. "Jumlahnya 30 buah, yang sudah terjual sekitar 27. Sisanya tiga. Siswa yang diduga keracunan ada 21 orang. Lainnya sudah beli,tapi keburu masuk, jadi belum dimakan," tuturnya.
Ia memastikan 21 siswa itu berangsur pulih usai menjalani penanganan medis oleh pihak puskesmas. "Korban diduga keracunan 12 perempuan dan 9 lelaki, dibawa ke puskesmas tiga gelombang. Tidak ada yang dirawat," ucap Mulyadi. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini