Tidak sulit bagi detikcom menemukan alamat bocah yang akrab disapa warga dengan panggilan Engki itu. Begitu detikcom memasuki Desa Babakansari, Kecamatan Sukaluyu, beberapa warga yang ditanya spontan menjawab dengan ciri khas keanehan bocah Engki.
"Ohh, si Engki anak yang suka gigit ular itu ya, tinggal lurus, nanti ada belokan, masuk ke jembatan, lurus terus, ada lapangan lewat sedikit, nanti ada jalan kecil di tengah sawah," kata warga yang mengaku bernama Samargo saat ditanya detikcom soal lokasi tempat bocah Engki tinggal, Kamis (22/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Engki tinggal bersama ibu dan satu orang adiknya di Kampung Condre, Desa Babakansari, Kecamatan Sukaluyu, Cianjur, berjarak sekitar 13 kilometer dari pusat Kota Cianjur.
Salah seorang warga dengan ramah menyapa detikcom. Ia mengantar hingga ke kediaman Cucu (35), ibu kandung Engki. Warga menuturkan setiap hari ada saja orang-orang yang datang untuk melihat kondisi keluarga kecil tersebut.
"Rumahnya baru dapat bantuan, baru dibedah pihak desa. Kemarin ada juga beberapa ormas datang dan bantu-bantu merobohkan rumah lama Bu Cucu," ucap warga tersebut.
Seorang perempuan berkerudung yang menggendong karung berisi rumput untuk makanan kambing datang menghampiri detikcom. Begitu mengetahui yang datang dari media, Cucu langsung berkenan membagi kisah tentang keanehan putra keduanya itu.
![]() |
Cucu selama ini bekerja mencari rumput untuk makanan kambing titipan kerabatnya yang bekerja ke Arab Saudi. Setiap ke sawah, dia kerap membawa putranya itu.
"Dulu, waktu kecil, dia pernah kejang-kejang, suhu tubuhnya tinggi kena sakit panas. Sejak itu ya jadi begini, susah bicara. Sejak usia 3 tahun sudah sering saya bawa ke sawah. Saat itulah dia senang main-mainin ular dan kodok," tutur Cucu.
Kebiasaan itu terbawa hingga usianya bertambah. Bagi warga setempat, bukan hal yang aneh ketika Engki membawa ular dalam kondisi hidup. Bahkan beberapa di antaranya digigit.
"Mungkin namanya anak-anak ya, gemas atau geregetan melihat ular. Dia cari, lalu kejar, ularnya lari, dia tarik-tarik. Saya cuma bisa teriak-teriak. Pernah juga saya lihat bibirnya berdarah. Saya pikir dia kenapa-kenapa, ternyata dia habis gigit kepala ularnya sampai mengeluarkan darah dan mati," kisah Cucu.
Sejak itu, Cucu kerap waswas terhadap perilaku putranya itu. Kejadian itu terjadi berulang-ulang, bahkan beberapa tetangga sempat melihat keanehan Engki.
"Ada yang pernah melihat anak saya itu menggenggam ular, dipikir ular mati. Setelah itu dia banting ularnya ke tanah, eh ternyata masih hidup, bahkan lehernya mengembang. Ternyata itu ular sendok (kobra). Anehnya, kata tetangga ular itu malah diciumin sama anak saya, ularnya nggak menggigit. Sejak saat itu saya selalu berpesan ke tetangga, kalau lihat anak saya begitu lagi, matiin saja ularnya," ujar Cucu cemas.
Bukan hanya ular, Engki juga kerap berburu hewan kecil, seperti kodok hingga ulat bulu. Soal ulat bulu, Cucu mendengar informasi juga dari tetangga bahwa putranya itu pernah kedapatan menyantap puluhan ulat.
"Ada banyak yang lihat, katanya dia makan ulat bulu sampai puluhan ekor, katanya sengaja dia cari dari dahan pohon. Tapi anehnya anak ini nggak kenapa-kenapa. Kalau saya sendiri pernah lihat dia makan cacing itu juga saya hentikan. Kadang saya berpikir apakah anak saya ini lapar atau gimana," ucap Cucu.
Cucu juga menceritakan Engki yang kerap kabur-kaburan dari rumah, pernah bahkan sampai hilang dan ditemukan belasan kilometer dari rumah.
"Saya sampai nggak enak ngapa-ngapain, terus nyari-nyari, eh tahunya ada yang kasih kabar anak saya itu ada di Masjid Agung Cianjur. Kebayang kan jauhnya? Saat ditemukan kondisinya lemas dan sudah nggak bisa jalan," ujar Cucu.
Sudah lebih dari setahun ini Cucu sendirian merawat ketiga putranya. Suaminya, Asep (40), menghilang entah ke mana. "Anak saya yang besar sudah bisa cari uang sendiri, jadi kuli bangunan. Kalau adiknya, Rizky, sudah masuk madrasah. Suami saya pergi sudah lama, terakhir dia narik becak. Setelah itu nggak ada kabar lagi," kata Cucu.
Cucu berharap putranya itu mendapat pengobatan agar kondisinya tidak seperti sekarang. "Beberapa waktu lalu ada yang dari Dinkes meriksa, katanya mau kasih obat, tapi ternyata obatnya belum datang. Kalau berobat kejang atau panasnya pernah beberapa kali, sekarang sudah agak membaik," tandas dia.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini