Tokoh masyarakat setempat, Abdul Majid, menunjukkan keretakan di beberapa ruangan rumah permanen miliknya. Beberapa di antara retakan itu telah diperbaiki sebagai bentuk kompensasi dari PT Tambang Semen Sukabumi (TSS).
"Ledakan membuat dinding rumah warga bergetar, lalu muncul retakan. Setiap meledak retakan bertambah luas dan lebar. Hasil (perbaikan) seperti ini, kesannya asal-asalan karena terbatas. Dak beton di atas juga sama retak, penggantian tidak sesuai dengan kerusakan," ujarnya kepada detikcom, Senin (12/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sudah beberapa kali kami memprotes peledakan tersebut, namun seperti tidak digubris. Kami tidak akan berhenti melakukan aksi sampai peledakan itu dievaluasi atau bahkan kalau perlu dihentikan. Makanya ketika kepolisian mau melakukan penyelidikan, warga mendukung," tutur Majid.
![]() |
"Bahan, jumlah dan lokasi peledakan harus seperti yang biasa digunakan. Kami enggak mau ada setting-setting, agar apa yang dilaporkan warga sesuai. Kalau memang ada dampak, kita evaluasi penggunaan bahan peledak yang digunakan perusahaan tambang," tutur Nasriadi.
Tonton juga video Kesaksian Warga Sukabumi soal Kondisi Air Laut Pascagempa:
(sya/bbn)