"Waktu seleksi administrasi, mungkin ada kesalahan dari verifikator. Verifikator itu kebetulan tim kami (BKPSDM) dengan pihak dari Telkom," ujar Kasubid Pengadaan dan Mutasi Pegawai BKPSDM KBB Faisal Firdaus via telepon, Jumat (9/8/2019) malam kemarin.
Menurutnya meski sudah lolos CPNS bahkan telah mendapatkan NIP, namun jika ditemukan kesalahan dan laporan tetap bisa digugurkan. "BKN juga tidak bisa menerima berkas, karena pengiriman berkas itu melalui aplikasi," katanya.
Faisal mengatakan, jenjang pendidikan Arsal tak sesuai dengan formasi saat pemberkasan Nomor Induk Kepegawaian (NIK).
"Karena formasi ini ditujukan untuk D3, sedangkan yang bersangkutan sarjana, akhirnya kelulusannya (CPNS) dibatalkan. Pengumuman yang 31 Desember itu kemudian diperbarui lagi pada Februari. Yang awalnya bersangkutan lulus, jadi tidak memenuhi syarat karena pendidikannya," katanya.
Selain Arsal, Faisal mengakui, masih ada seorang pendaftar CPNS lagi yang digugurkan karena pendidikannya tak sesuai dengan kebutuhan formasi. "Yang seorang lagi beda jurusan sama sekali," ucapnya.
Kendati tak bisa memberikan solusi untuk kasus ini, Faisal mengatakan peserta seleksi CPNS harus bersedia membuat surat pengunduran diri bilamana ada data yang tak sesuai dalam tahap pemberkasan.
"Ketika kami mengumumkan dari awal, ada surat pernyataan itu, peserta harus membuatnya. Jadi, ada pernyataan, bahwa ketika di pengumuman akhir, kalau ditemukan data yang tidak sesuai, yang bersangkutan tidak keberatan kalau sampai digugurkan," ujarnya.
Sebelumnya, Arsal Fatra Yoga Pratama (29), seorang peserta seleksi CPNS telah dinyatakan lolos seleksi dalam laman Sistem Seleksi CPNS Nasional (SSCN) pada Desember 2018 lalu.
Ia menempati ranking kedua setelah mengikuti berbagai tahapan tes. Namun saat tahap pemberkasan, tim seleksi daerah memintanya mengundurkan diri. Sebab ijazah S1 tak sesuai dengan kualifikasi pendidikan D3 untuk formasi veteriner terampil pada Dinas Peternakan KBB.
Arsal yang sebelumnya dinyatakan lolos kini kebingungan. Sebab ia sudah keluar dari pekerjaan lamanya dan tetap harus menghidupi keluarga dan kedua anaknya.
Selain Arsal ada juga seorang rekannya, Pratiwi yang memiliki bernasib sama. (tro/tro)