"Hampir semua kiai di Cirebon itu murid Mbah Moen. Seperti (Ponpes) Buntet, Babakan, Gedongan, dan lainnya, kiainya pernah belajar ke Mbah Moen," kata pengasuh Ponpes KHAS Kempek Cirebon KH Mustofa Aqiel Siradj, yang juga menantu Mbah Moen, di kediamannya Desa Kempek, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Jabar, Rabu (7/8/2019).
Mustofa menceritakan cara Mbah Moen mengajar santri-santri, termasuk santri yang nakal. Menurut Mustofa, Mbah Moen tak pernah memberikan hukuman atau sanksi terhadap sanksi yang nakal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mustofa menerangkan Mbah Moen menggunakan pendekatan emosional, melibatkan hati dan perasaan, saat memberikan pelajaran terhadap santrinya.
"Ngajinya itu ngaji rasa, pakai hati. Misalnya ada santri rambut gondrong itu nggak dimarahi, nggak disuruh potong rambut, tapi dipanggil salat berjemaah bersebelahan dengan Mbah Moen. Terus zikir, setelah itu rambutnya dielus, 'Rambutnya bagus, ya' katanya gitu. Sepulang dari masjid, santri itu langsung minta potong rambut," katanya.
Sekadar diketahui, Mbah Moen wafat di Mekah, Arab Saudi, saat menunaikan ibadah haji. Mbah Moen wafat di salah satu rumah sakit di Mekah, di RS An-Noor, Kudai. Jenazah kiai karismatik telah dimakamkan di pemakaman Al Ma'la, Mekah, pada Selasa (6/8/2019) sekitar pukul 12.45 waktu Saudi.
Said Aqil: Mbah Moen 'Paku Bumi' Indonesia:
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini