Insiden mengenaskan itu terjadi, Selasa (30/7) lalu, sepulang bubaran sekolah sekitar Pukul 11.00 WIB. Syakira meninggal setelah dilarikan ke Rumah Sakit Sulaeman Margahayu.
Gerbang otomatis yang merenggut nyawa Syakira itu berada di dalam kawasan sekolah membatasi antara PGRA dan MI Yayasan Al-Haq.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak diketahui mengapa gerbang itu bisa menutup sendiri. Dari informasi yang didapat, pada saat kejadian Syakira sedang bermain di sekitar gerbang.
Kasatreskrim Polres Bandung AKP Firman Taufik membenarkan informasi tersebut. "Benar, kejadiannya kemarin," kata Firman Taufik, Rabu (31/7).
Menurutnya, orang tua korban telah menganggap kejadian yang menimpa anaknya itu sebagai musibah.
"Pihak keluarga pun sudah merasa itu menjadi musibah, tidak mengizinkan kami pihak kepolisian melakukan penyidikan," ujarnya.
Kejadian naas yang menimpa korban sempat terekam CCTV sekolah. Namun polisi enggan menjelaskan isi dari rekaman CCTV tersebut.
"Dari hasil pantauan CCTV itu bukan menjadi sebuah kesalahan tapi menjadi musibah. Pihak keluarga pun sudah merasa itu menjadi musibah," tuturnya.
Sementara itu, salah satu orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya mengatakan, gerbang otomatis itu dipasang sekitar dua minggu lalu. "Gerbangnya baru dipasang, sekitar 2 mingguan lalu," katanya.
Atas kejadian tersebut banyak orang tua yang mengaku waswas. "Orang tua juga di sini pada waswas jadinya. Kalau saya berharap lebih baik manual saja, enggak otomatis," ujarnya.
Sementara pihak sekolah hingga saat ini belum memberikan keterangan. detikcom sempat mencoba mendatangi PGRA Al-Haq kemarin, namun tidak ada perwakilan sekolah yang dapat dikonfirmasi terkait kejadian ini.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini