Salah satu orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya berujar, kejadian yang menimpa Syakira terjadi pada Selasa (30/7/2019) kemarin.
"Kejadiannya kemarin, sekitar Pukul 11.00 WIB," katanya saat berbincang dengan detikcom di PGRA Al-Haq Margahayu, Rabu (31/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal kronologi dan luka yang dialami Syakira, orang tua tersebut tak mengetahuinya secara pasti. "Kurang tahu persis kalau itu. Tapi memang benar kemarin kejadiannya," ucapnya.
Menurut orang tua tersebut, gerbang yang merupakan pembatas antara PGRA dan MI Yayasan Al-Haq itu baru dipasang sekitar 2 minggu lalu. "Gerbangnya baru dipasang, sekitar 2 mingguan lalu," katanya.
Atas kejadian tersebut banyak orang tua yang mengaku was-was. "Orang tua juga di sini pada was-was jadinya. Kalau saya berharap lebih baik manual saja, enggak otomatis," ujarnya.
Pantauan detikcom Rabu (31/7/2019), gerbang otomatis yang merenggut nyawa Syakira itu ada di dalam kawasan sekolah membatasi antara PGRA dan MI Yayasan Al-Haq.
Gerbang itu memiliki tinggi sekitar tiga meter dan panjang sekitar empat meter. Gerbang itu merupakan gerbang otomatis yang dioperasikan hanya menggunakan tombol. Gerbang tersebut dicat berwarna krem dan dapat difungsikan bila tombol yang letaknya tidak jauh dari gerbang tersebut dipencet.
Tidak diketahui mengapa gerbang itu bisa menutup sendiri. Dari informasi yang didapat, pada saat kejadian Syakira sedang bermain di sekitar gerbang sepulang sekolah.
Syakira diduga terjepit di gerbang otomatis itu. Usai diselamatkan, Syakira langsung dilarikan ke RS Sulaeman Margahayu. Namun nyawanya tidak tertolong.
![]() |
Sebelumnya pihak kepolisian membenarkan kejadian tersebut. Namun pihaknya belum bisa menjelaskan lebih lanjut karena pihak keluarga ikhlas dan tak mau kasus ini diusut.
"Dari pihak keluarga karena sudah merasa ini musibah, tidak mengizinkan kami pihak kepolisian melakukan penyidikan," ucap Kasatreskrim Polres Bandung AKP Firman Taufik.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini