Mereka terpaksa duduk di selasar jalur lengkap dengan barang bawaan. Penumpang tidak bisa masuk bus meski berada di jalur keberangkatan. Sebagian penumpang lebih memilih menunda keberangkatan dan kembali ke rumah.
"Saya tunggu sejak jam enam pagi, tapi sampai sekarang belum ada keberangkatan. Katanya mogok massal, saya balik saja, lama, besok paling," ujar Asep, calon penumpang ke Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratusan sopir ini sengaja mogok sebagai bentuk protes terkait penyalahgunaan izin trayek salah satu operator bus. Pengelola Saluyu Prima disebut melanggar trayek yang seharusnya berangkat dari Terminal Singaparna justru berangkat dari pul Primajasa yang berada di pusat Kota Tasikmalaya.
Mereka menaikkan penumpang di jalan yang awalnya kerap datang ke terminal. Bus ini hanya melintas Terminal Singaparna hingga jadwal keberangkatan bus menjadi tidak teratur.
"Kami tidak unjuk rasa meminta Bus Saluyu Prima dilarang operasi, tapi kami minta trayeknya disesuaikan dengan izin. Jumlah armada juga harus sesuai izin, jangan lebih. Mereka melanggar trayek dan berimbas pada penghasilan sopir. Mereka seenaknya saja jalan dari Tasikmalaya kota, menaikkan penumpang di jalan padahal trayeknya jelas dari Terminal Singaparna," ucap Yusuf, Manager Bus Karunia Bakti di lokasi.
Tidak dipungkiri kehadiran bus baru membuat penghasilan sopir menurun 60 persen lebih. "Duh saya penghasilan sekarang (turun) 60 persen lebih, padahal Karunia Bakti yang merintis perjalanan AKAP Jakarta dari Singaparna," tutur Iwan, salah satu perwakilan sopir Karunia Bakti.
![]() |
"Kita sudah duduk bersama, tapi tetap saja Saluyu Prima melanggar. Makanya hari ini saya setop dulu operasional Saluyu Prima daripada terjadi singgungan di jalan," ujar Suhendar.
Belum dipastikan aksi mogok ini akan berakhir hingga kapan. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, anggota TNI dan Polri hingga Rabu siang masih berjaga di lokasi. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini