"Sebelum kawah erupsi, kuda-kuda yang berada di area wisata terlihat panik. Bahkan ada yang berlarian," ujar Hendrik saat ditemui di Pos Pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung Tangkuban Perahu.
"Tak lama kemudian terjadi letupan, para pedagang berlari ke luar dari kiosnya. Saat itu kondisi gelap gulita karena tertutup abu, wisatawan juga berlarian ada yang mencari keluarganya," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendrik mengatakan, suara sirene peringatan pun berbunyi kemudian. Ia pun segera bergegas tancap gas menuju jalur keluar. Saat itu abu vulkanik mengguyur seperti air hujan.
"Saat di jalan saya ingat adik saya, akhirnya saya kembali lagi dan hampir tertabrak kuda," ucap Hendrik.
Hendrik yang juga ketua RT itu mendapatkan laporan, ada sembilan warganya yang juga pedagang mengalami luka sehingga dibawa ke klinik. "Ada yang kena matanya, ada yang sesak nafas," ujarnya.
Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi sekitar pukul 15.48 WIB dengan abu mencapai 200 meter. PVMBG mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas sekitar radius 2 kilometer dari Gunung Tangkuban Perahu.
"Rekomendasi saat ini agar masyarakat tidak beraktivitas radius 2 km dari kawah Tangkuban Perahu," ujar Staf Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Nia Haerani.
Simak Juga 'Gunung Tangkuban Parahu Erupsi':
(tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini