Asep Tahyar, pria paruh baya penderita stroke yang tinggal dalam gubuk di sudut kuburan TPU Dusun Sukamaju, RT 2 RW 9, Desa Cikampek Timur, Kabupaten Karawang kini bisa sedikit lega. Sebab, pria 55 tahun itu kini tinggal di rumah Zaefty Tirta Buana (31) seorang penggiat sosial dari Tim Berbagi Kasih Cikampek.
"Saya sudah mendapat izin dari anak-anak Pak Asep," kata Ana, panggilan karib Zaefty kepada detikcom di rumahnya Jalan SMA PGRI, RT 3 RW 1, Desa Jomin Barat, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (10/7/2019).
Ana dibantu Karang Taruna Kecamatan Kotabaru mengevakuasi Asep dari gubuknya dua hari lalu. Ana merelakan sebuah kamar di rumahnya untuk ditempati Asep. Mulanya kamar itu ditempati anak-anak Ana, namun lantaran ketiga anaknya selalu ingin tidur bersama ibunya, kamar itu kosong tak terpakai. "Saya akan rawat sampai benar-benar sembuh," kata Ana.
Pantauan detikcom, Asep nampak tak lagi bersedih. Tubuhnya tak lagi tersiksa oleh nyamuk-nyamuk yang kerap menggigit setiap malam seperti saat tinggal di gubuk. Ia nampak tersenyum sehabis dimandikan oleh seorang relawan. "Nafsu makanya pun lebih baik," kata Tubagus Muhanmad Arif (19) usai menyuapi Asep.
Di rumah Ana, Asep tak lagi berbaring di atas dipan kayu yang keras. Ia kini aman dari terpaan angin malam yang selalu menemaninya beberapa bulan terakhir. Harapan Asep untuk segera pindah dari gubuk itu kini telah terkabul.
Empat anak Asep datang ke rumah Ana kemarin sore, Selasa (9/7/2019). Sekitar satu jam mereka bertemu. Menurut Ana, Asep terlihat senang saat kembali bertemu anak-anaknya. Namun suasana berubah jadi haru, saat anak-anaknya bergantian menyalami dan mencium tangan Asep. "Mereka semua menangis," kata Ana sambil memperlihatkan rekaman video pertemuan keluarga itu.
Sebelumnya, beredar rumor jika Asep ditelantarkan oleh anak-anaknya. Hal itu dibenarkan oleh Ujang Sujatna (54), sahabat kental Asep sejak kecil. Namun, Ana tak ingin ikut campur dalam konflik keluarga. "Saya hanya ingin merawat Pak Asep. Sebab aku enggak mau di hari tua aku bernasib seperti Pak Asep. Aku mau bermanfaat buat orang sekitar," kata ibu tiga anak ini.
"Saya sudah mendapat izin dari anak-anak Pak Asep," kata Ana, panggilan karib Zaefty kepada detikcom di rumahnya Jalan SMA PGRI, RT 3 RW 1, Desa Jomin Barat, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (10/7/2019).
Ana dibantu Karang Taruna Kecamatan Kotabaru mengevakuasi Asep dari gubuknya dua hari lalu. Ana merelakan sebuah kamar di rumahnya untuk ditempati Asep. Mulanya kamar itu ditempati anak-anak Ana, namun lantaran ketiga anaknya selalu ingin tidur bersama ibunya, kamar itu kosong tak terpakai. "Saya akan rawat sampai benar-benar sembuh," kata Ana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pantauan detikcom, Asep nampak tak lagi bersedih. Tubuhnya tak lagi tersiksa oleh nyamuk-nyamuk yang kerap menggigit setiap malam seperti saat tinggal di gubuk. Ia nampak tersenyum sehabis dimandikan oleh seorang relawan. "Nafsu makanya pun lebih baik," kata Tubagus Muhanmad Arif (19) usai menyuapi Asep.
Di rumah Ana, Asep tak lagi berbaring di atas dipan kayu yang keras. Ia kini aman dari terpaan angin malam yang selalu menemaninya beberapa bulan terakhir. Harapan Asep untuk segera pindah dari gubuk itu kini telah terkabul.
![]() |
Empat anak Asep datang ke rumah Ana kemarin sore, Selasa (9/7/2019). Sekitar satu jam mereka bertemu. Menurut Ana, Asep terlihat senang saat kembali bertemu anak-anaknya. Namun suasana berubah jadi haru, saat anak-anaknya bergantian menyalami dan mencium tangan Asep. "Mereka semua menangis," kata Ana sambil memperlihatkan rekaman video pertemuan keluarga itu.
Sebelumnya, beredar rumor jika Asep ditelantarkan oleh anak-anaknya. Hal itu dibenarkan oleh Ujang Sujatna (54), sahabat kental Asep sejak kecil. Namun, Ana tak ingin ikut campur dalam konflik keluarga. "Saya hanya ingin merawat Pak Asep. Sebab aku enggak mau di hari tua aku bernasib seperti Pak Asep. Aku mau bermanfaat buat orang sekitar," kata ibu tiga anak ini.
(tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini