"Pihak keluarga menerima kejadian tersebut dan menganggap insiden itu karena kecelakaan pada saat korban sedang bermain. Mereka juga tidak mau dilakukan autopsi jasad korban. Ayah kandung korban kemudian membuat surat pernyataan tidak bersedia dilakukan autopsi juga, tidak akan menuntut siapapun atas kejadian yang dialami," kata Musimin melalui sambungan telepon, Senin (8/7/2019).
Musimin lantas membeberkan kronologi insiden tersebut. Korban, kata dia, memang tewas akibat terpeleset dan pisau yang dibawanya menancap ke leher.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat kejadian itu, teman korban berlari ke rumah korban untuk meminta tolong. Saat itu kakak ketiga korban Muhammad Falahardi yang berada di rumah bergegas mendatangi lokasi dan mengevakuasi korban.
"Kakak korban langsung mengevakuasi adiknya, kondisinya ada luka terbuka di bagian leher kondisinya masih bernafas. Saat itu juga kakaknya langsung membawanya pulang lalu dibawa ke rumah sakit, sesampainya di rumah sakit korban dinyatakan sudah meninggal dunia," ujar Musimin.
Musimin menyebut pisau yang dibawa korban diambil tanpa sepengetahuan bibinya yang berprofesi sebagai penjual bakso. "Pisau milik bibinya, pisau dapur biasa," katanya.
Renava Salisa Putri (9), bocah perempuan asal Kota Sukabumi tewas gegara terpeleset lalu lehernya tertusuk pisau yang ia bawa untuk masak-masakan bersama teman sebaya. Nyawa anak kelas empat SD itu tak tertolong saat tiba di RSUD R Syamsudin SH.
(sya/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini