Kisah Haru Asep, Stroke dan Tinggal di Gubuk Pemakaman Karawang

Kisah Haru Asep, Stroke dan Tinggal di Gubuk Pemakaman Karawang

Luthfiana Awaluddin - detikNews
Senin, 08 Jul 2019 15:36 WIB
Asep Tahyar tinggal seorang diri di gubuk pemakaman dalam kondisi sakit stroke. (Foto: Luthfiana Awaluddin/detikcom)
Karawang - Sudah setengah tahun, Asep Tahyar, tinggal dalam gubuk di sudut kuburan TPU Dusun Sukamaju, RT 2 RW 9, Desa Cikampek Timur, Kabupaten Karawang. Setiap hari, pria paruh baya itu hanya berbaring di atas dipan kayu. Tubuhnya tak bisa bergerak karena penyakit stroke. Diduga ia ditelantarkan anak-anaknya.

Untuk makan dan minum, Asep mengandalkan uluran tangan warga. Tak sedikit warga sekitar yang memberi makan pria 55 tahun itu. Namun yang peduli hingga menyuapi, membawakan baju ganti dan merawat Asep adalah kakak-adik, Iis Susyanti (24) dan Tubagus Muhanmad Arif (19).

"Setiap pagi dan sore kami datang ke sini membawakan makanan untuk Pak Asep," kata Iis usai menyuapi Asep di gubuknya, Senin (8/7/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sudah hampir tiga pekan Iis dan adiknya merawat Asep. Iis mengaku tak tega melihat kondisi Asep yang telantar. "Saya tahu kabar Pak Asep dari ayah saya. Kebetulan ayah dan Pak Asep teman satu sekolah saat SMP. Jadi ini amanat dari ayah," kata Iis.

Sulit tak merasa iba jika melihat kondisi Asep. Selain tak bisa berjalan, Asep pun tak bisa berbicara jika strokenya kambuh. "Urusan buang hajat pun harus dibantu," kata Iis.

Kisah Haru Asep, Stroke dan Tinggal di Gubuk Pemakaman KarawangFoto: Luthfiana Awaluddin

Di tengah rasa iba, Iis mengaku sempat bertanya keinginan Asep. Iis selalu mencoba berkomunikasi meski Asep sulit bicara. "Saya coba ngobrol tapi Pak Asep sering sedih. Ditanya di mana keluarganya, bapak enggak pernah jawab, cuma nangis saja," tutur Iis.

Sambil terbata, Iis juga mendengar keluhan Asep jika sering dikerubuti nyamuk setiap malam. Pasalnya, gubuk yang ditempati Asep terbuka, hanya kain terpal yang menjadi dindingnya. "Sering gatal-gatal, saat dilihat, banyak bentol di tubuhnya. Saya pun setiap malam suka kepikiran Pak Asep gimana tidurnya," tutur Iis.

Kepada Iis, Asep menjelaskan jika ia ingin meminta maaf kepada anak-anaknya. "Sambil terbata-bata, Pak Asep bilang ingin cepet pergi dari gubuk ini. Dia berharap pengen diurus sama siapa aja yang ikhlas," tutur Iis.

Kisah Haru Asep, Stroke dan Tinggal di Gubuk Pemakaman KarawangFoto: Luthfiana Awaluddin

Rumor soal Asep yang ditelantarkan anaknya dibenarkan oleh Ujang Sujatna (54). Ujang tinggal tak jauh dari TPU Dusun Sukamaju. "Dia ditelantarkan. Anak-anaknya enggak mau ngurus," kata Ujang yang juga teman kecil Asep.

Ujang mengaku sebagai orang yang membuatkan gubuk untuk ditempati Asep. Ujang pun mengaku orang yang membawa Asep saat mengemis di jalanan. "Dia teman sekolah saya waktu SD. Saya tahu betul perjalanan dia sampai seperti ini," tutur Ujang.


(tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads