Melirik Potensi Kopi Liberika Karawang yang Merambah Rusia

Melirik Potensi Kopi Liberika Karawang yang Merambah Rusia

Luthfiana Awaluddin - detikNews
Selasa, 02 Jul 2019 20:45 WIB
Kopi jenis liberika ini tumbuh subur di Kutatandingan, Kabupaten Karawang. (Foto: Luthfiana Awaluddin/detikcom)
Karawang - Meskipun tak setenar kopi arabika atau robusta, kopi jenis liberika mulai digandrungi petani penggarap. Di Karawang, Jawa Barat, Liberika tumbuh subur. Di hutan Kutatandingan, Pegunungan Sanggabuana, pohon-pohon liberika tinggi menjulang. Mulai banyak petani yang melirik biji kopi asal Liberia, Afrika Barat ini.


Mulanya, kopi ini dibawa transmigran asal Jambi ke Karawang. Tak tercatat kapan biji kopi tersebut tumbuh di bagian selatan kota lumbung padi ini. Namun, ketua kelompok petani kopi Kutatandingan, Aang Sobandi mengatakan, pohon-pohon kopi di Kutatandingan mulai ditanam sekira 4 tahun lalu.

"Awalnya para petani menanam jenis lain, tapi karena tidak laku dan banyak tak terjual, kita coba kenalkan jenis liberika, barangkali cocok di sini," kata Aang saat ditemui di Kutatandingan, Selasa (2/7/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Secara kasat mata, karakter liberika terlihat dari ukuran pohon yang lebih tinggi dari arabika. Bahkan kata Aang, pohon kopi liberika bisa tumbuh hingga 2 meter. Adapun saat siap seduh, wangi kopi liberika di Kutatandingan punya aroma seperti durian disertai aroma bunga yang sangat harum. Rasanya pun fruity selepas diteguk.

Menurut Aang, sejauh ini kopi liberika di Kutatandingan memiliki kualitas yang baik. Ia mengaku kerap mendapat pesanan dari beberapa kedai di Karawang dan luar kota. "Harganya pun lumayan, satu kilogram greenbean kopi liberika Kutatandingan harganya Rp 40 ribu," kata Aang.

Melirik Potensi Kopi Liberika Karawang yang Merambah RusiaFoto: Luthfiana Awaluddin

Produktifitasnya pun tak bisa dibilang rendah. Aang mengatakan, dalam satu hektar bisa menghasilkan 2 ton kopi. "Setahu saya, kawasan Kutatandingan adalah penghasil kopi liberika terbesar di Jawa Barat," ucapnya.

Melihat produktifitas dan harga liberika yang baik, kata Aang, makin banyak petani yang tertarik. Saat ini, Aang merangkul 14 petani menggarap kopi di 8 hektare lahan di Kutatandingan. Begitupun dengan market liberika asal Kutatandingan. Saat ini, kata Aang, mulai ada pesanan dari kedai kopi di Rusia. "Ada temen yang dari Rusia, ia meminta sejumlah sample. Untuk dikenalkan ke sejumlah kedai dari Rusia," kata Aang.

Sayangnya, potensi Liberika di Kutatandingan belum dilirik pemerintah setempat. Kelompok tani binaan Aang masih bekerja seadanya. "Kami harap ada bantuan pemasaran dan alat dari pemerintah untuk petani kopi Kutatandingan," ujar Aang.


(tro/tro)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads