Cuaca dingin bahkan sampai memunculkan kabut, terutama malam hingga pagi hari. Pantauan detikcom, meskipun mentari telah terbit sepenggalah, kabut belum tersingkap di kawasan wisata Pantai Timur Pangandaran.
Tak hanya pantai, kabut juga terlihat di banyak tempat, mulai dari lembah, bukit, persawahan hingga lapangan sepak bola. Namun begitu, cuaca dingin tak menghalangi para wisatawan untuk beraktivitas di pantai. Rizky Satria (31), wisatawan asal Bandung, malah mengaku menikmati suasana pantai yang dingin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti Cuaca dan Iklim BMKG Provinsi Jawa Barat Muhamad Iid Mujtahiddin menjelaskan, suhu dingin yang terjadi di Jawa Barat maupun secara umum di Pulau Jawa merupakan fenomena wajar yang menandakan datangnya periode musim kemarau.
"Untuk Jawa Barat, periode musim kemarau datang pada bulan Juni dengan terlebih dahulu masuk di wilayah sekitar pantura, kemudian bergerak ke arah selatan," ujar Iid.
Selain faktor musim kemarau, kata Iid, ada juga pengaruh musim dingin yang terjadi di Australia. Pada saat musim kemarau, kata Iid, angin yang bertiup melewati Jawa Barat adalah angin Pasat Tenggara atau Angin Timuran dari arah Benua Australia.
"Pada bulan Juli, Agustus, September di Australia sedang mengalami puncak musim dingin, sehingga suhunya relatif lebih dingin dibandingkan musim penghujan," ujar Iid.
Berdasarkan pantauan alat pengukur suhu udara, kata Iid, selama bulan Juni 2019 suhu udara terendah tercatat sebesar 17 derajat celcius pada tanggal 21 Juni 2019.
Dengan karakteriatik cuaca seperti ini, Iid mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kondisi badan agar tetap fit. Salah satu di antaranya selalu mengenakan baju hangat atau jaket saat bepergian ke luar rumah dan mengonsumsi buah-buahan serta sayuran. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini