Tak ayal, karena kelucuannya anggota Punakawan ini disukai oleh banyak orang, baik anak-anak mau pun orang dewasa. Bahkan, tokoh ini menjadi salah satu tokoh wayang golek favorit dari dalang tersohor, Asep Sunandar Sunarya.
Di Kampung Babakan Garut, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terdapat satu keluarga yang membuat boneka wayang Cepot lebih dari 40 tahun lamanya. Bertempat di salah satu gang sempit di antara proyek kereta api cepat (KCIC), tangan Dede (53) begitu terampil memasangkan blangkon Cepot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sekarang saya dibantu dua anak saya, yang satu membantu saya dalam pembuatan wayang, yang satu lagi membantu menjual wayang ini," kata Dede saat ditemui di bengkel kerjanya, Rabu (12/6).
Di bawah payung Putra Dewa Art, Dede mengedarkan Cepot buatannya ke sejumlah tempat di Jawa Barat. Di antaranya tempat wisata kawasan Lembang, Ciwidey, Cianjur dan toko cenderamata di Bandung.
Dede pernah mengirimkan wayang golek karyanya hingga ke Yogyakarta dan Bali. Untuk pasar internasional, ia sempat mengirim ke Jerman dan Belanda.
"Saya juga mengirimkan boneka wayang ke Belanda dan juga Jerman, saat itu bengkelnya masih di Cipatat, belum pindah ke Padalarang," katanya sambil memperlihatkan wayang Dewi Sinta.
![]() |
"Selain Cepot, saya juga membuat wayang golek untuk panggung. Kalau ini hanya sebagai mainan atau cendera mata, biasanya anak saya kirimkan ke bandar untuk dijual kembali," ucapnya.
Cepot yang dibuat Dede dikenal unik karena mulut wayang tersebut bisa 'mangap', hal itu dikarenakan mekanisme khusus yang ia pasang. Satu Cepot dijual Rp 30 ribu.
"Hanya di sini mulut Cepot bisa kebuka. Banyak yang coba membuat, tapi tidak sama. Saya akan terus berkreasi, karena tidak ada kata selesai untuk berinovasi," tutur Dede.
Dalam sebulan, Dede bisa meraup omzet hingga puluhan juta per bulan. "Kalau musim liburan seperti sekarang, alhamdulillah banyak pesanan," ujar Dede. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini