Malangnya Bayi Saira, Penderita Hidrosefalus Tanpa Tempurung Kepala

Malangnya Bayi Saira, Penderita Hidrosefalus Tanpa Tempurung Kepala

Mukhlis Dinillah - detikNews
Rabu, 12 Jun 2019 16:31 WIB
Foto: Mukhlis Dinillah
Bandung - Saira Putri Azmya hanya bisa terbaring lemah di sebuah kursi tunggu Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Bayi satu tahun itu tak bisa banyak bergerak selaiknya balita seusinya yang sudah bisa merangkak bahkan berjalan.

Putri kedua pasangan Erik Sulaeman (32) dan Nurhayati (32) itu tengah berada di RSHS Bandung untuk melakukan check up. Saira yang divonis menderita hidrosefalus (pembesaran kepala) baru saja menjalani operasi beberapa waktu lalu di RSHS Bandung.

"Ini lagi check up ke dokter syaraf dan perkembangan anak setelah operasi waktu itu," kata Erik kepada detikcom di RSHS, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Rabu (12/6/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erik menceritakan kehamilan kedua istrinya tidak mengalami gangguan apapun. Namun, ketika Saira lahir, dokter Rumah Sakita Santosa Bandung menemukan adanya kelainan pada ukuran kepalanya.

Ia menuturkan kelahiran Saira terbilang terlambat karena sudah memasuki usia 10 bulan lebih. Bahkan, proses kelahirannya juga tidak bisa dilakukan secara normal melainkan melului operasi sesar.

"Pas hamil itu enggak ada masalah, kata dokter di puskesmas baik-baik saja. Tapi ternyata pas lahir divonis hidrosefalus," ungkap pria yang berprofesi buruh kebun teh ini.

Memasuki usia tiga bulan, Saira menjalani operasi pemasangan selang di bagian kepala hingga ke bagian perut di sebuah rumah sakit di Jakarta. Alat itu berfungsi untuk membuat cairan di kepala Saira melalui selang yang dikeluarkan lewat urine.

"Tapi setelah beberapa bulan, alatnya macet. Jadi kesumbat cairannya enggak keluar, kita terlambat kontrol lagi, jadi kepalanya semakin membesar," tutur warga Kabupaten Bandung ini

Akhirnya, bulan lalu Saira mendapat tindakan operasi dari RSHS Bandung. Selang yang berada di kepala balita malang itu diperbaiki dan mengeluarkan cairan.

Ternyata hal itu berdampak kepada bentuk tempurung kepala Siara. Saat ini kepala Saira berukuran bola basket. Tidak hanya membesar, Saira juga kehilangan tempurung kepalanya. Erik mengaku sebelum operasi, tim dokter memang sudah menjelaskan risiko terburuk soal kehilangan tempurung kepala.

"Jadi kondisi ini setelah disedot cairannya, setelah operasi itu. Pas lahir mah normal (ada tempurung), cuma ukurannya beda dengan bayi lainnya," jelas Erik

Sang istri, Nurhayati mengaku saat ini putrinya hanya bisa terbaring. Ukuran kepalanya yang besar, membuat Saira tidak bisa duduk. Dokter sudah menyarakan Saira untuk melakukan terapi.

"Iya dokter saranin terapi, soalnya Saira belum bisa duduk. Tapi alhamdulillah setelah operasi itu enggak ada keluhan," ujar Nurhayati.

(mud/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads