Ryan ialah satu dari dua korban teror koboi bersenjata bedil angin yang meresahkan warga Kecamatan Cibadak, Sukabumi, beberapa waktu lalu. Ia berharap pelaku penembakan bisa secepatnya ditangkap polisi. Karena, menurutnya, meski hanya peluru senapan angin, tetap ulah koboi misterius itu membahayakan.
"Tuntutan saya semoga pelakunya bisa secepatnya ditangkap polisi agar kejadian yang serupa tidak terulang lagi. Aksi pelaku ini kan berbahaya," ucap Ryan yang ditemani sang ibu, Apong Farida (44), di kediamannya, Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (31/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Teka-teki Koboi Tembak 2 Orang di Sukabumi |
Akibat tembakan di punggungnya itu Ryan sempat mendapat perawatan di RSUD Sekarwangi Cibadak. "Minggu (26/5) saya ke Bandung, karena katanya harus di rujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Sampai sana ternyata biayanya mencapai Rp 15 juta, akhirnya saya memilih pulang," tuturnya.
Ryan yang bekerja sebagai buruh pabrik ini mengaku sempat mengajukan pengobatan menggunakan BPJS Ketenagakerjaan miliknya. Namun karena terganjal sejumlah persyaratan dan posisinya sudah di Bandung, akhirnya ia memilih pulang.
"Biaya operasi itu besar jika menggunakan umum. Sedangkan saya tidak punya uang untuk bayarnya. Namun, dokter menyarankan jika mau cepat diangkat proyektil peluru, maka ke RS Swasta, namun bayarnya lebih mahal," ujar Ryan.
![]() |
"Kata dokter di RSHS Bandung kondisi fisik saya sehat, posisi proyektil masih jauh ke paru-paru. Sehingga, pihak dokter menyarankan untuk mengurus BPJS atau KIS untuk penanganan operasi pengangkatan proyektil peluru sekarang masih diurus oleh pihak desa," bebernya.
Dikonfirmasi Terpisah, Humas RSUD Sekarwangi, Ramdansyah menjelaskan, pihaknya mengaku menerima dua orang pasien yang terkena luka tembakan senapan angin pada Sabtu (25/5). Namun, karena di rumah sakit itu alat-alat untuk operasi pengangkatan proyektil peluru tidak ada, maka pihaknya merujuk kedua pasien ke RSHS Bandung.
"Betul kita menerima, tapi karena alat di sini (RSUD Sekarwangi) tidak lengkap, maka kita rujuk. Kedua pasien itu, yang satu luka tembak di bahu sebelah kanan dan satu lagi di leher," kata Ramdansyah.
Pihaknya bersedia membantu pasien mengalami kesulitan biaya untuk operasi pengangkatan proyektil peluru yang bersarang di tubuh. "Jika memang kesulitan dalam pembayaran operasi di RSHS Bandung, kita akan bantu untuk mengurus persyaratannya," ucap Ramdansyah.
Beberapa orang sempat diamankan aparat kepolisian. Polisi mengaku sudah melepasnya karena hasil pemeriksaan 1 x 24 jam, mereka membantah menembak orang. Polisi belum menemukan bukti keterkaitan para pemilik senapan angin itu dengan dua orang tertembak pada Sabtu (25/5)
"Mereka mengaku berburu beberapa hari sebelum kejadian, mereka naik ke atap rumah untuk berburu burung 'momonot'. Dari lokasi mereka biasa menembak dengan kawasan pertokoan berjarak sekitar 10 meter," ujar Kapolsek Cibadak Kompol Suhardiman. (sya/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini