Salah seorang muazin azan tujuh yang juga pengurus DKM Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Moh Ismail, berkisah soal asal-usul tradisi tersebut. Menurut Ismail, azan tujuh merupakan siasat Nyi Mas Pakung Wati, istri dari Sunan Gunung Jati, saat Masjid Agung Sang Cipta Rasa mendapat serangan dari Menjangan Wulu.
Ismail menceritakan Menjangan Wulu merupakan tokoh sakti yang cemburu lantaran banyak masyarakat Cirebon berbondong-bondong memeluk Islam. Ornamen masjid yang kental dengan agama Hindu membuat masyarakat penasaran untuk datang ke masjid. Terlebih lagi saat azan dikumandangkan, masyarakat yang saat itu belum memeluk penasaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhirnya, Menjangan Wulu melancarkan siasat liciknya agar azan tak berkumandang di masjid. Melalui kesaktiannya, Menjangan Wulu menaruh racun di atas masjid.
"Racun itu bereaksi ketika ada orang azan. Menyerang muazin, mengakibatkan sakit. Akhirnya tak bisa azan. Kemudian Nyi Mas Pakung Wati memerintah agar muazinnya itu jangan satu," kata Ismail.
![]() |
"Sampai enam orang yang azan, tetap terkena serangan racun. Kemudian, tambah lagi. Yang azan jadi tujuh orang, ternyata sampai selesai. Tidak ada serangan racun," ucap Ismail.
Saat azan dikumandangkan oleh tujuh muazin, dikatakan Ismail, tiba-tiba dari atap masjid terdengar ledakan keras dari racun milik Menjangan Wulu itu. Azan tujuh pun berlanjut setiap kali salat lima waktu. Tujuannya untuk mengantisipasi serangan susulan.
"Setelah sudah kondusif, azan tujuh dialihkan hanya untuk salat jumat. Sampai sekarang masih kita kumandangkan," katanya.
Ismail menyebutkan awalnya muazin yang dipilih untuk mengumandangkan azan tujuh adalah para jemaah masjid, karena kondisi terdesak pasalnya sejumlah muazin terkena serangan racun. Saat ini, dikatakan Ismail, muazin azan tujuh merupakan keturunan dari muazin terdahulu.
"Sekarang turun temurun, kalau saya itu kakek yang pernah jadi muazin di sini," ujar Ismail.
Kado untuk Istri Sunan Gunung Jati
Usai bercerita tentang kisah azan tujuh, Ismail melanjutkan kisahnya tentang sejarah berdirinya Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Namun, menurut Ismail, tak banyak literatur yang menjelaskan secara rinci tentang sejarah Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Ismail menyebutkan masjid tersebut dibangun sekitar tahun 1480.
"Pembangunan masjid ini inisiatif Sunan Gunung Jati untuk istrinya, Nyi Mas Pakung Wati, intinya sih hadiah buat istrinya," kata Ismail.
![]() |
"Raden Sepat ini bukan muslim, penganut Hindu katanya. Makanya ada nuansa Hindu di masjid ini," tuturnya.
Masjid Agung Sang Cipta Rasa, dikatakan Ismail awalnya bernama Masjid Pakung Wati. Menurutnya nama masjid berubah sekitar tahun 1970. "Karena ini kan persembahan buat istri Sunan Gunung Jati, jadi awalnya bernama Masjid Pakung Wati," kata Ismail. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini