Jawab Seruan Poyuono, Dedi Mulyadi: Dewan dari Oposisi Tak Berhak Terima Gaji

Jawab Seruan Poyuono, Dedi Mulyadi: Dewan dari Oposisi Tak Berhak Terima Gaji

Erna Mardiana - detikNews
Kamis, 16 Mei 2019 13:13 WIB
Foto: Istimewa
Bandung - Seruan Arief Poyuono yang mengajak para pendukung Prabowo Subianto tak membayar pajak apabila Jokowi-Ma'ruf Amin terpilih sebagai pemenang Pilpres 2019, menuai polemik. Ketua Tim Kampanye Daerah Jokowi-Ma'ruf Amin Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan apabila hal itu dilakukan, maka para anggota dewan dari parpol oposisi tidak berhak menerima gaji.

"Kalau pemerintah yang sah tidak diakui dan kemudian warga diajak tidak usah membayar pajak, anggota DPR dan DPRD dari partai oposisi tidak berhak mendapat gaji," kata Dedi dalam rilis yang diterima redaksi, Kamis (16/5//2019).

Menurut Dedi gaji dan tunjangan untuk anggota DPR dan DPRD berasal dari Kementerian Keuangan yang disalurkan melalui Sekretariat Jenderal DPR RI dan Sekretariat Dewan. Kalau pemerintah tidak diakui, otomatis kementeriannya pun tak diakui dan dianggap tidak sah.

"Jadi nanti uang gaji yang diperoleh oleh anggota DPR dan DPRD pun ilegal itu," ujar Dedi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dampak lain dari seruan untuk tidak mengakui pemerintah yang sah, kata Dedi, terkait administrasi kependudukan. Menurut Dedi, kartu tanda penduduk (KTP) itu ditandatangani oleh pejabat negara. Ketika presiden tidak diakui, maka pengangkatan pejabat negara itu juga tidak sah. Artinya kegiatan yang legalitasnya menggunakan KTP berarti tidak sah.

"Salah satunya adalah transaksi perbankan pun tidak sah karena KTP-nya ilegal," katanya mantan bupati Purwakarta ini.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi juga mengkritik kubu Prabowo yang menolak hasil Pemilu 2019. Dedi menilai, sikap kubu Prabowo yang menolak hasil Pemilihan Umum 2019 berarti juga tidak mengakui perolehan suara calon legislatif semua partai, termasuk dari Gerindra.


Seruan Poyuono Boikot Pajak, TKN: Jangan Kasih Gaji':

[Gambas:Video 20detik]

(ern/err)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads