Para ulama, pimpinan pondok pesantren dan sejumlah habaib se-Kabupaten Garut berkumpul di Hotel Harmoni, Tarogong Kaler, Senin (13/5/2019) Senin malam. Mereka berdiskusi dan mencari solusi terkait persoalan itu.
Perkumpulan para tokoh ini bertajuk 'Multaqo Ulama, Habaib, Pimpinan Pondop Pesantren, Cendikiawan Islam Kab. Garut untuk Indonesia Damai' ini dihadiri Bupati Garut Rudy Gunawan, Ketua MUI KH Sirojul Munir dan Wakil Ketua PWNU Jabar KH Abdul Mujib.
Hasil dari diskusi tersebut, para ulama sepakat mengimbau masyarakat untuk tidak ikut-ikutan melakukan aksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Munir mengimbau masyarakat lebih baik beraktivitas seperti biasa. Pengerahan massa, kata Munir, hanya untuk kepentingan kelompok tertentu yang merasa tidak puas. Ia dan para ulama Garut sepakat mengharamkan pengerahan massa terkait ini.
"Tidak perlu melakukan tindakan institusional, haram hukumnya pengerahan massa apalagi saat seperti ini. Sudahlah, orang Garut, semuanya, yang tani-tani, yang dagang-dagang jangan ikut-ikutan. Entah apa namanya itu yang penting jangan berangkat," ujar Munir.
![]() |
Munir mengatakan kondisi masyarakat Garut saat ini kondusif dan damai. Ia meminta masyarakat Garut tetap menjaga kerukunan dan persaudaraan.
"Ciptakan suasana kondusif, harmonis di tengah-tengah masyarakat," katanya.
Terkait hasil helatan pesta demokrasi Pemilu 2019, para ulama mengimbau masyarakat untuk tenang dan menunggu hasil keputusan dari KPU sebagai penyelenggara. Pemimpin terpilih harus diterima sebagai takdir Tuhan.
"Siapapun yang menang, itulah takdir Allah Swt yang harus diterima semua pihak dengan senang hati," pungkas Munir.
Ketua DPR: Pemerintah Tidak Otoriter, Tak Perlu People Power:
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini