Dandi memilih taksi online untuk mengantarkan jenazah ibunya, lantaran tak mampu membayar biaya ambulans. Jarak RS yang berada di pusat kota menuju rumahnya yaitu 60 km dengan waktu tempuh 3 jam.
"Kata dia ke saya, katanya dia tidak punya cukup uang karena sewa ambulans dimintai biaya antar Rp 900 ribu," ujar Yuny Anggraeni, sopir taksi online yang mengantar jenazah, kepada detikcom di Jalan Raya Cipanas, Kamis (9/5).
Namun informasi itu dibantah pihak RSUD dr Slamet Garut. Dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Wakil Direktur Umum Eka Ariyani mengatakan kejadian itu terjadi lantaran adanya miss komunikasi antara pihak keluarga dengan petugas jaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak rumah sakit membantah tarif ambulans menuju Banjarwangi seharga Rp 900 ribu. Dalam keterangannya, Eka menyebut tarif ambulans menuju Banjarwangi sesuai ketentuan adalah Rp 400 ribu.
"Seandainya pada saat itu pihak keluarga dan pihak RSUD dr. Slamet Garut berkomunikasi maka kejadian tersebut dapat menjadi solusi bagi pihak keluarga dan pihak RSUD dr. Slamet Garut," Eka menambahkan.
Sementara itu, Bupati Garut Rudy Gunawan menyayangkan aksi masyarakat yang lebih memilih taksi online untuk mengantar jenazah ketimbang ambulans karena dianggap lebih murah.
Rudy mengatakan pihaknya telah menyediakan dua unit ambulans gratis untuk masyarakat.
"Saya enggak tahu apa motifnya masyarakat bisa sewa Grab (taksi online) ketimbang ambulans. Padahal biaya itu gratis. Di Pendopo itu kan ada dua ambulans. Satu untuk yang sakit, satu untuk antar jenazah. Itu semuanya gratis," ujar Rudy kepada wartawan, Rabu (8/5).
Hal sama juga disesalkan Wakil Ketua Komisi I DPRD Garut Yudha Puja Turnawan. Ia berharap kejadian tersebut tak lagi terulang. Yudha menyarankan agar Pemkab Garut harus mengoptimalkan armada Public Safety Center yang ada. Sistem jemput bola di media sosial juga harus lebih dioptimalkan agar masyarakat tidak kebingungan untuk mengadu.
"Kalau konteks PSC bisa dengan 119 (menghubungi) saja, tinggal bagaimana terintegrasi dengan RSU agar RSU juga enggak diam saja. Kalau konteks lainnya memang harus ada akun sosial media, agar Pemkab bisa lebih responsif terhadap apa yang dikeluhkan warga Garut," pungkas Yudha.
Simak Juga 'Pemandu Pasien: Antara Penyelamat dan Caci Maki':
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini