Erwin berjualan sejak pagi hingga siang hari. Sambil berangkat ke sekolahnya di Madrasah Iftidaiyyah Al-Muttaqien, Cigedug. Sebelum menuju sekolahnya yang jaraknya hanya 200 meter, ia berkeliling dulu menyusuri perkampungan-perkampungan.
Namun upah yang didapat jauh dari kata layak. Ia hanya mendapat uang Rp5-6 ribu saja dari hasil dagang. Padahal, dia harus berjalan dan memikul beban tanggungan yang beratnya kira-kira mencapai 8-10 kilogram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erwin mengaku tak malu dengan apa yang dia jalani, meskipun teman-temannya sendiri di sekolah yang menjadi pelanggan dia. Ia juga mengaku pernah diejek lantaran berdagang. Erwin mengatakan tujuannya hanya untuk meringankan beban orang tua.
"Keliling jualan. Enggak malu," katanya.
Perjalanan berjualan Erwin sendiri dimulai saat orang tuanya, Uyu dan Imas merantau ke luar kota awal tahun 2019 lalu yang memaksa Erwin untuk tinggal bersama bibinya di Garut.
Erwin kemudian memutuskan untuk membantu ibu-bapaknya mencari uang. Ia memilih menjadi tukang bakso tahu agar mendapat uang untuk jajan agar tak selalu minta pada orangtuanya.
Tonton video Nabila, Bocah Pemulung yang Viral dan Sepatu Hasil 'Keringatnya':
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini