Senin 29 April 2019, 11:31 WIB
Sungai di Bawah Lubang Raksasa Pernah Tertimbun Aktivitas Gunung Api
Penampakan lubang raksasa di Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Sukabumi -
Tim Tanggap Darurat Pergerakan Tanah Badan Geologi Jawa Barat mendatangi lokasi lubang raksasa di Kampung Legoknyenang, RT 5 RW 2, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Minggu (28/4) kemarin.
Tim menyebut ada aktivitas air di bawah amblesan tanah yang menjadi penyebab terbentuknya lubang dengan ukuran raksasa tersebut. Sungai itu menurut kajian tim sempat tertimbun aktivitas gunung berapi di masa lampau.
"Kondisi air (di bawah tanah) terus mendesak tanah tersebut, akhirnya tercipta kembali aliran sungai yang awalnya sempat hilang karena tertimbun tanah dari aktivitas gunung berapi, karena lokasinya terdapat di bawah Gunung Gede Pangrango," kata Kepala Tim Tanggap Darurat Pergerakan Tanah Badan Geologi Jabar Edy Mulyadi kepada awak media.
Desakan aliran sungai di bawah mengakibatkan tanah yang usianya sudah tua tersebut tertekan hingga mengakibatkan dinding di atas sungai ambles. Meski begitu, Edy menyebut aktivitas tersebut sebagai aktivitas geologi biasa karena proses alam.
Edy berharap masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi amblesan untuk waspada mengingat luas lubang kemungkinan akan terus bertambah.
"Kemungkinan besar luasan lubang ini akan terus bertambah. Kita berharap warga tinggal di sini untuk selalu waspada. Diimbau jangan terlalu dekat apalagi kami khawatir ada rumah warga yang jaraknya cukup dekat, ini bisa dikatakan bahaya," ujarnya.
(sya/tro)
Tim menyebut ada aktivitas air di bawah amblesan tanah yang menjadi penyebab terbentuknya lubang dengan ukuran raksasa tersebut. Sungai itu menurut kajian tim sempat tertimbun aktivitas gunung berapi di masa lampau.
"Kondisi air (di bawah tanah) terus mendesak tanah tersebut, akhirnya tercipta kembali aliran sungai yang awalnya sempat hilang karena tertimbun tanah dari aktivitas gunung berapi, karena lokasinya terdapat di bawah Gunung Gede Pangrango," kata Kepala Tim Tanggap Darurat Pergerakan Tanah Badan Geologi Jabar Edy Mulyadi kepada awak media.
Desakan aliran sungai di bawah mengakibatkan tanah yang usianya sudah tua tersebut tertekan hingga mengakibatkan dinding di atas sungai ambles. Meski begitu, Edy menyebut aktivitas tersebut sebagai aktivitas geologi biasa karena proses alam.
Edy berharap masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi amblesan untuk waspada mengingat luas lubang kemungkinan akan terus bertambah.
"Kemungkinan besar luasan lubang ini akan terus bertambah. Kita berharap warga tinggal di sini untuk selalu waspada. Diimbau jangan terlalu dekat apalagi kami khawatir ada rumah warga yang jaraknya cukup dekat, ini bisa dikatakan bahaya," ujarnya.
(sya/tro)
