"Ini baru pertama kali saya coba naik, kemudian langsung balapan, asyik sekali," ujar murid SD Linggabudi itu saat berbincang dengan detikcom di Pusdik Hub Cimahi, Sabtu (27/4/2019).
![]() |
Permainan egrang dan yang sejenisnya mulai tergerus permainan modern. Padahal permainan tradisional seperti Hadang (galasin), Tarompah Panjang, Dagongan, Egrang dan Sumpitan memiliki nilai budaya dan filosofi yang sangat tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agar tak tergerus, Dinas Budaya Pariwisata dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi membuat lomba 'Invitasi Olahraga Tradisional Tahun 2019' di Pusdik Hub. Lomba ini diikuti ratusan murid Sekolah Dasar (SD). Totalnya ada 24 Gugus dengan 381 murid.
"Anak-anak sekarang itu lebih tahu teknologi daripada olahraga tradisional. Kita harapkan warisan budaya ini lebih dicintai dan diketahui anak-anak," kata Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna di lokasi lomba.
Pemkot dan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Kota Cimahi, kata Ajay, mewacanakan agar permainan tradisional masuk ke dalam kurikulum belajar, seperti pencak silat.
"Alat-alatnya kan tidak mahal. Olahraga tradisional ini lebih menggembirakan, untuk masuk ke kurikulum saya harapkan bisa sampai empat semester, sekarang sedang dibicarakan," katanya.
Tonton juga video Era Digital, Tak Pengaruhi Anak-anak Bermain Permainan Tradisional:
(tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini