"Dian Asriani meninggal pada hari ini jam 08.45 pagi di ruang PICU setelah sering mengalami sesak nafas," ujar Ketua RW 06 Yayat Ahmad mewakili pihak keluarga di rumah Korban, Sabtu (20/04/2019).
Korban meninggal dunia setelah dirawat oleh tim medis lebih dari tiga minggu dengan sejumlah alat medis yang menempel di tubuh mungilnya. Bahkan untuk menopang hidupnya, Dian terus ditopang oleh obat pemicu jantung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesampainya jasad Dian ke rumahnya, tidak lama dari itu langsung diurus untuk segera dimakamkan.
"Jelang 15 menit tiba di rumah duka, langsung dimakamkan tidak jauh dari rumah. Semua warga di sini turut mengantar ke makam," ucapnya.
Sementara itu Wakdirut RSUD Bayu Asih Deni Darmawan menjelaskan Dian meninggal karena kekurangan oksigen ke dalam otak dan mengalami kondisi detak jantung berhenti secara tiba-tiba.
"Jam 4 Pagi pasien sudah mengalami sesak, kita lakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru-paru) selama 1,5 jam, pasien mengalami pelemahan paru kanan kiri. Karena sudah semakin melemah, pasien meninggal pada pukul 9 pagi," ujar Deni.
Seperti diketahui Dian dikubur hidup-hidup oleh ibunya sendiri selama kurang lebih 30 menit di belakang rumahnya Kampung Pasir Muncang, Desa Pusaka Mulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta. Diduga perbuatan keji itu dilakukan oleh lantaran sang ibu mengalami depresi pascamelahirkan. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini