Kebimbangan Yayat itu menuntunnya menuju ke Padepokan Anti Galau Yayasan Al Busthomi di Desa Sinarrancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jabar. "Harus ada keyakinan dalam diri saat maju pileg. Kalau gelisah sih tidak, cuma ada rasa tidak optimis atau bimbang," kata Yayat usai melakoni ritual mandi kembang di Padepokan Anti Galau, Jumat (19/4/2019).
"Hitungan sementara dari beberapa TPS hasilnya sekitar 1.000 suara. Targetnya 7.000 suara. Jauh dari target. Saya tidak habis berapa-berapa, tidak menjual aset rumah atau kendaraan," kaya Yayat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Apa tujuan Yayat datang ke Padepokan Anti Galau? Dia sengaja melakoni ritual mandi kembang sebagai media penenang hati dan pikirannya.
"Yang diharapkan di sini ketengan jiwa. Setelah mandi, alhamdulillah ada ketenangan batin yang dirasakan," ujarnya.
Rupanya Yayat maju pileg bersama istrinya, yakni, Suherlin Oktaviani. Istri Yayat itu maju sebagai caleg Dapil VI Kabupaten Cirebon dari Gerindra. "Kondisi istri saya biasa saja. Saya ke sini hanya mencari ketenangan jiwa di tengah kondisi politik saat ini," ucap Yayat.
Caleg Depresi
Di tempat yang sama, Pimpinan Padepokan Anti Galau Yayasan Al Busthomi, Ujang Bustomi mengatakan, saat ini sudah ada empat caleg yang berkunjung ke padepokannya. Ujang mengaku mayoritas dari para caleg yang meminta jasanya itu karena diserang depresi.
"Kebanyakan dari mereka itu depresi. Karena tidak siap menerima kekalahan. Mereka minta untuk dibantu, kemudian kita berdoa agar lebih tenang lagi," kata Ujang.
![]() |
"Kita doakan, kemudian kita mandikan biar lebih tenang, membaca ayat suci, berzikir kepada Allah. Kita juga mengingat mereka bahwa politik itu perhiasan dunia, tidak boleh menuhankannya," katanya.
Ujang mengaku telah menyiapkan sejumlah kamar khusus bagi para caleg gagal yang ingin menemukan ketenangan jiwa di Padepokan Anti Galau. Pelayanan di Padepokan Anti Galau itu, ucap Ujang, diberikan secara gratis bagi para caleg gagal. (bbn/bbn)