Pantauan detikcom, Sabtu (6/4/2019) sampah yang menumpuk di bawah jembatan itu berada di Kampung Sapan, Desa Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang.
Seorang warga memilah sampah yang masih dapat dimanfaatkan dan dijual seperti plastik bekas minuman kemasan dengan menaik perahu. Satu persatu, sampah itu dikumpulkan ke atas perahu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Asalnya dari Gedebage, dari Ujungberung, dari Rancaekek," kata Ketua RT 02 Kampung Sapan, Desa Tegalluar Enceng Sudarsono (65) saat ditemui di Kampung Tegalluar.
Tumpukan sampah itu menimbulkan bau busuk dan mengganggu warga. Pasalnya, bila air sungai tak kunjung surut sampah akan menumpuk di bawah jembatan itu.
"Ya bau, mandegnya di jembatan. Jembatannya pendek seharusnya di tinggikan jembatannya, diperbaiki agar enggak mandeg sampahnya," ungkap dia.
Sementara itu, salah satu warga, Imron (48) mengatakan dua hari lalu, sebelum menumpuk di bawah jembatan sampah masuk kepemukiman karena aliran sungai tak mampu menahan volume air yang sangat tinggi sehingga air meluber ke pemukiman.
"Sampahnya bau, kalau bisa pemerintah ini sungai di tanggul supaya air enggak ke sini (ke pemukiman). Kiri kanan ditanggul agar air enggak masuk," ujarnya.
Menurut Imron, ketinggian air yang menggenangi kampungnya bisa mencapai betis orang dewasa.
"Sampah masuk, semua masuk ke rumah. Ini jalannya hancur, ini jalan milik BBWS," pungkasnya. (mud/mud)