Tolak Penjualan Obat Keras, Warga Serbu Rumah Residivis di Cirebon

Tolak Penjualan Obat Keras, Warga Serbu Rumah Residivis di Cirebon

Sudirman Wamad - detikNews
Selasa, 02 Apr 2019 20:46 WIB
Warga Pekiringan Cirebon menolak segala bentuk peredaran obat keras di lingkungan tempat tinggalnya. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)
Cirebon - Sejumlah warga Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat, menyerbu rumah salah seorang pengedar dan penjual obat keras. Mereka mendesak Dudung Danu Santosa berhenti berbisnis obat keras.

Warga membentang spanduk penolakan dan perlawanan terhadap obat keras di depan rumah Dudung, RW 06 Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Warga menilai bisnis yang dilakoni Dudung bisa berdampak buruk bagi perkembangan remaja di lingkungan tersebut.

Ketua RW 060 Kelurahan Pekiringan Rudin Santoso menyebutkan lebih dari 10 tahun Dudung menjalankan bisnis obat keras. Dua tahun lalu, kata Rudi, warga sempat mendesak Dudung untuk menutup bisnis tersebut. Dudung mengamini desakan warga itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pernah jadi saksi waktu dulu. Nyatanya masih dilakukan sampai sekarang, ada lagi. Waktu itu Maret 2017 tanda tangan enggak bakal jual obat lagi," kata Rudi di sela-sela aksi penolakan obat keras, Selasa (2/4/2019) sore.

Resah Penjualan Obat Keras, Warga Datangi Rumah Residivis di CirebonWarga mendesak Dudung Danu Santosa berhenti berbisnis obat keras. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)
Rudi mengaku kerap mendapat laporan warga terkait masih adanya aktivitas peredaran obat-obatan. "Yang dijual itu semacam tramadol, trihex, dan lainnya. Banyak anak-anak sekolah yang mampir ke sini. Ini bahaya bagi generasi muda kita, alhamdulillah hari ini bisa tercapai (aksi)," tutur Rudi.

Bisnis obat keras yang dijalankan Dudung, menurut Rudi, kerap melibatkan remaja sekitar. Beberapa remaja yang tinggal di RW 06 ikut terlibat bisnis haram. "Ada yang dapat bayar dari Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu. Banyak yang lapor ke saya," ujar Rudi.

Senada disampaikan salah seorang warga, Momon (57). Momon mengaku khawatir adanya aktivitas bisnis obat keras yang dijalani Dudung. Menurut Momon, obat keras merupakan salah satu faktor yang merusak generasi.

"Harus dilawan. Ada remaja yang sudah ikut-ikutan. Ada anak sekolah setiap hari datang ke sini. Harusnya belajar, malah mengonsumsi obat, ini kan bahaya," ucap Momon.

Dudung Pernah Ditangkap Polisi

Lurah Pekiringan Gandi mengatakan aksi penolakan obat keras yang dilakukan warga di depan rumah Dudung merupakan puncak keresahan warga yang terpendam sejak lama. "Ini momen yang tepat. Ini bukti kami menolak obat keras. Ini sudah pernah ditangkap polisi tahun lalu," kata Gandi.

Gandi menyatakan perang terhadap obat keras. "Kita larang siapa pun yang berbisnis seperti ini. Intinya tidak boleh ada bisnis seperti ini lagi," Gandi menegaskan.

Dudung pun mengiyakan desakan warga. Dudung menyatakan untuk tidak menjalankan bisnis obat keras lagi, baik secara tertulis dan secara langsung di depan warga. "Saya menyatakan tidak akan menjual obat keras lagi," kata Dudung di depan warga.

Resah Penjualan Obat Keras, Warga Datangi Rumah Residivis di CirebonPara warga mendatangi rumah penjual obat keras. Mereka menolak peredaran dan penjualan obat yang dilakoni residivis tersebut. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)
Kasat Narkoba Polresta Cirebon AKP Yaser Arafat mengungkapkan Dudung merupakan residivis pengedar obat keras. Tahun lalu, menurut dia, pihaknya pernah menangkap Dudung.

"Tadi kita tidak menemukan ada obat-obatan. Memang sebelumnya pernah ditangkap, hukuman satu tahun. Warga ini mendesak agar tidak ada lagi penjualan obat-obatan," ucap Yaser.

Dia menjelaskan warga dan Dudung telah membuat kesepakatan bersama. "Sudah disepakati. Dudung sudah membuat kesepakatan," kata Yaser (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads