Direktur Warisan dan Budaya Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) RI Nadjamuddin Ramly menilai hoaks rentan memberikan dampak negatif bagi penerus bangsa dan rawan memicu konflik di daerah.
"Berita-berita fitnah itu memang sejak dulu sudah ada, cuma sekarang menyebarnya di media sosial. Menurut saya sekarang pembelajaran moral harus diintesifkan, karena malapetaka bisa muncul lewat media sosial," kata Nadjimuddin dalam Bimtek Ketahanan Budaya di Resort Lembang Asri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (2/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu kita harus melakukan upaya untuk kembalikan merapikan Indonesia, kalau dulu di zaman Pak Harto ada penataran P4 ini bisa diulangi lagi," ujarnya.
Ia menjelaskan bimtek bagi 100 pemuda ini sebagai upaya untuk menangkal dampak negatif, sekaligus memberikan pembekalan ketahanan budaya.
"Bimtek ini kami lakukan untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan solusi perdamaian untuk memecahkan konflik di masyarakat. Kami sudah gelar selama tiga tahun terakhir, Palu, Maluku, Ambon, Palangkaraya," katanya.
Ia mengharapkan generasi muda bisa mencapai tujuan Trisakti yang dicetuskan Proklamator Indonesia, Soekarno. Salah satunya dengan berpegang pada nilai luhur kebudayaan bangsa.
"Kita sudah meriset bahwa resolusi damai hanya bisa didekati dengan budaya, apakah dengan kearifan lokal, bagaimana membangun ukhuwah Islamiyah, hubungan kemanusiaan antaranak manusia di dalam sebuah negara, kita akan rekonstruksi untuk membangun perdamaian yang abadi," ujarnya. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini