"Akses air itu tidak hanya dari PDAM saja, tapi dari sumur dan lain-lain. Sekarang akses air itu baru mencapai tidak lebih 60-70 persen. 30 persen yang belum terakses air," kata Kepala Puslitbang SDA Eko Winar Irianto, dalam peringatan hari air sedunia, di Roger Cafe, Kota Bandung, Minggu (24/3/2019).
Demi mempermudah masyarakat dalam mengakses air bersih, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Sumber Daya Air (SDA) melakukan sejumlah inovasi. Salah satunya melalui pengembangan teknologi Pompa Air Tenaga Hidro (PATH).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau biasanya air diterjunkan ada dengan ketinggian. Ini dengan ketinggian rendah sekitar 4 meter. Tapi dia bisa mengakses turbin dan memompa air. Ini bisa mengalirkan air sampai 300 meter dengan debit 1 liter per detik," kata Eko, saat menghadiri acara peringatan hari dunia, di Roger Cafe, Kota Bandung, Minggu (24/3/2019).
Dia menyatakan, teknologi ini telah diterapkan di beberapa daerah di Indonesia. Seperti Temanggung, Magelang dan Pacitan. Sementara di Jabar belum karena dia memfokuskan ke daerah yang betul-betul membutuhkan.
"Ini sudah diterapkan atau ujicoba di Temanggung, Magelang dan Pacitan," ucapnya.
Pada moment peringatan hari air sedunia, pihaknya mengajak semua pihak untuk menjaga dan menghargai air. Berbagai upaya harus dilakukan semua pihak agar akses air bersih ini bisa dirasakan oleh semua masyarakat.
Salah satunya dengan membangun sumur-sumur resapan. Karena menurutnya, sumur resapan sangat bermanfaat untuk menampung air agar tidak terbuang sia-sia.
"Sumur resapan ini penting. Utamanya mengurangi limpasan banjir saat musim hujan dan pada saat musim kemarau bisa jadi cadangan air," ujarnya. (mso/mud)