Ajap dipasung di kandang bambu berukuran 1 x 1,2 meter dengan tinggi sekitar 70 sentimeter. Ajap hanya bisa menegakkan kepala dengan kedua kakinya selonjoran ke depan melewati sela-sela bambu.
Keluarga mengaku tak punya pilihan, ketiadaan biaya dan kekhawatiran Ajap mengamuk membuat mereka terpaksa mengurung pria tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ajap makan dan membuang kotorannya di tempat itu. Keluarga kerap membersihkan kotoran setiap harinya. Ketika hujan turun sebuah terpal besar dibentangkan untuk menutupi percikan hujan masuk ke dalam kurungan tersebut.
"Keluarga rutin merawat, memberi makan. Lokasi tempat Ajat dikurung berada sekitar 300 meter di area perbukitan jauh dari pemukiman. Dia jarang berinteraksi, paling dengan keluarganya saja," cerita Nurhamid.
Kemarin, relawan KSJ Cianjur membebaskan Ajap dari pasungan. "Kita buat tenang dulu, interaksi positif dan tanpa pengekangan Insya Allah akan membuatnya lebih baik. Hal-hal berbau politik sementara kita jauhkan karena itu yang memicu dia sering kambuh," tandas Nurhamid.
Seperti diberitakan sebelumnya, kejiwaan Ajap terguncang karena kecewa berat dengan calon yang didukungnya. Ajap yang berhasil memenangkan calonnya menjadi pemenang di wilayahnya, kecewa karena merasa dilupakan. Ia tak bisa menemui jagoannya setelah terpilih menjadi bupati.
Kisah tentang Ajap yang dikecewakan sang idola sudah menjadi rahasia umum warga Kampung Cidalung, Desa Wangunsari, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur.
Untuk diketahui, pada Pilkada Cianjur 2006 lalu, pasangan Tjetjep Muchtar Soleh dan Dadang Sufianto terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Cianjur periode 2006-2011. Keduanya merupakan kepala daerah Cianjur pertama pilihan rakyat. (sya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini