Setiap hari warga Kampung Cikukulu, RT 07 RW 02, Desa Cisande, Kecamatan Cicantayan,Sukabumi itu menempuh perjalanan sejauh 2 hingga 3 kilometer untuk berjualan. Kehidupan itu dia jalani selama 6 tahun terakhir, setelah Lili Suhaeli (60), suami tercintanya menderita stroke.
Aktivitas Saminem dimulai pukul 05.00 WIB, dimulai dari pasar untuk membeli bahan - bahan membuat cilok. Kegiatannya membuat olahan cilok sesekali diselingi dengan mengurus keperluan dua putrinya yang masih SMP dan SD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Setiap hari Saminem membawa 70 sampai 100 butir cilok hasil olahannya sendiri. Sudut sempit perkampungan hingga sekolah dia datangi. Sehari Saminem bisa mendapat Rp 50 ribu. Kalau ramai, dia bisa membawa pulang Rp 100 ribu lebih.
"Sebagian saya sisihkan untuk modal olahan cilok besoknya, sebagian lagi saya sisihkan untuk anak ada juga yang buat dapur," lirihnya.
Saminem tidak menampik, bantuan pemerintah berupa Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dia terima dari pemerintah. Namun dia tidak mau berpangku tangan hanya berdiam diri tanpa menafkahi keluarganya.
Semua itu dia jalani dengan ikhlas tanpa mengeluh, meski terkadang dia berharap perputaran roda kehidupan membawanya untuk menapaki kehidupan yang lebih baik. Anak-anaknya bersekolah, suaminya sehat dan dia tidak perlu lagi berkeliling jualan cilok.
"Saya ikhlas, jangan nanyain capek ya pasti namanya mencari nafkah ga ada yang enak. Kalau bisa milih ya mending diem di rumah usaha di rumah, anak sekolah suami sehat. Yang pasti saya enggak mau kalau ngemis-ngemis, selama saya sehat saya ikhlas berjualan cilok buat keluarga," tandas dia.
![]() |
(sya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini