TAP Jabar dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 060.1/Kep.1244-Org/2018 yang dikeluarkan pada 27 November 2018. Tim itu diketuai Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad ini diisi oleh belasan pakar dengan latar belakang berbeda.
Misalnya saja di dewan eksekutif terdapat mantan Komisioner KPU Jabar Ferdhiman Putera Bariguna, adik kandung Ridwan Kamil, Elpi Nazmuzzaman, eks timses di Pilgub Jabar Lia Endiani, Sri Pujiyanti dan Arfi Rafnialdi yang menjabat sebagai Ketua Harian TAP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada yang masalahkan adik saya. Beliau ini makhluk langka. Speknya ini ahli antimonopoli, lulusan Australia dan dosen Unpad," kata Emil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (18/3/2019).
Dengan latar belakang keilmuannya, Emil yakin adiknya itu mampu memberi masukan yang baik untuk pembangunan Jabar. Salah satunya program pengembangan satu desa satu perusahaan.
"Saya butuh input-input (masukan). Input-input terkait ekonomi Pancasila ini bisa dijaga," ucap Emil.
Kemudian, menurut dia, Elpi ikut menandatangani pakta integritas. Surat itu menjadi salah satu jaminan adiknya itu bekerja sesuai aturan yang ada.
"Semua sudah tanda tangan pakta integritas," ujarnya.
Emil juga menjelaskan mengenai keberadaan mantan Komisioner KPU Jabar Ferdhiman Putera Bariguna. Dia menyatakan, eks komisioner KPU itu diminta bantuan untuk memberinya masukan soal dunia politik.
"Jadi gubernur ini makhluk politik. Dua orang berpolitik di Jabar ini hanya dua, sisanya enggak boleh. Gimana saya lancar dengan dewan, ada ketemuan lobi-lobi kepentingan kebaikan," tutur Emil.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD Jabar Daddy Rohanady khawatir kehadiran anggota keluarga dalam TAP bisa terjadi konflik kepentingan. Karena menurutnya potensi itu bisa terjadi.
"Kan namanya keluarga pasti pengen keluarganya, kasarnya sohor lah. Kalau dalam Sunda maupun Jawa ada istilah biar tekor asal kesohor. Ini repot urusannya kalau sudah seperti itu," katanya saat dihubungi, Rabu (13/3).
Dia berharap itu hanya menjadi kekhawatiran dirinya saja. Tapi dari pengalaman, ketika seorang pejabat melibatkan keluarga berpotensi terjadi konflik kepentingan. "Bahwa itu dikemas jadi seperti apa, masing-masing orang pintar ngemas," ucap Rohanady.
Tonton juga video Kang Emil Dilaporkan ke Bawaslu, BPN: Kasihan Warga Jabar:
(mso/bbp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini