Penangkapan Rommy, panggilan Ketum PPP tersebut, membuat kaget Kepala Kanwil Depag Jabar Buchori. "Agak kaget, masalahnya ini di luar nalar kita," ujar Buchori saat dihubungi detikcom melalui telepon, Sabtu (16/3/2019).
Diakui Buchori, pekan pertama Maret, Rommy safari memberikan pembinaan wawasan kebangsaan pada ASN yang berada di lingkungan Kemenag, mulai dari guru, pengawas, penyuluh, dan juga KUA. Beberapa daerah didatangi, antara lain Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Sukabumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Saya no comment soal itu, takut salah bicara. Di Jabar insyaallah enggak ada yang begituan. Soal jabatan bagi eselon 2 seperti saya kan yang atur pusat, kalau suruh pindah ya pindah saja. Saya mah sebentar lagi pensiun, enggak ada urusan dengan begituan," ujar Buchori.
Sementara itu sejumlah ASN di Kemenag Kota Bandung dan Kabupaten Bandung mengaku heran dengan safari Rommy.
"Saya diundang oleh Kemenag Kota Bandung untuk pembinaan ASN. Di undangan resminya enggak ada pembicaranya siapa. Baru tahu ternyata Ketum PPP Rommy," kata salah seorang guru di Madrasah Aliyah di Kota Bandung.
Materi yang disampaikan, kata dia, ujung-ujungnya membahas cawapres. "Katanya kita ikutin umaro ulama, ya pada ujungnya bicara soal cawapres. Ini sih kampanye terselubung," ujarnya.
Hal sama dikatakan seorang guru tsanawiyah di Kabupaten Bandung. "Pembinaan tapi rasa kampanye," katanya yang minta identitasnya disembunyikan.
"Ada salah satu pernyataan dia yang mengarahkan dengan bilang selama ini guru digaji oleh Jokowi, maka sudah sepatutnya berterima kasih," ucapnya.
Mengenai hal itu, Buchori membantahnya. "Itu hanya tafsiran-tafsiran saja. Kemarin itu Pak Rommy juga jelasin soal hoaks-hoaks isu agama yang saat ini marak. Itu saja," ucap Buchori. (ern/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini