Tewasnya pelajar di salah satu SMK di Tasikmalaya ini, bermula percekcokan usai pesta minuman keras di taman gedung bupati, Jumat (08/3/2019). Ia menyesalkan hal tersebut.
"Saya benar benar prihatin dengan apa yang telah terjadi pada salah seorang pelajar di Kabupaten Tasikmalaya. Inilah yang kemudian menjadi penekanan saya bahwa pendidikan itu tidak sekedar rutinitas di mana dan kapan itu diberikan kepada murid murid. Akan tetapi jauh dari itu adalah kualitas dan kuantitas pendidikan itu sendiri," ujar Ade sesuai membuka acara pekan keterampilan dan seni Pendidikan Agama Islam (PAI) tingkat Kabupaten Tasikmalaya di gedung Islamic Center Jalan Raya Baypass Bojongkoneng Singaparna, Jumat (09/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Video Siswa SMK Tewas Dibogem Ortu Lawannya |
Ia akan memperketat pengawasan di kawasan taman gedung bupati agar tidak disalahgunakan lagi. Patroli Satpol PP diberlakukan dengan berkala dan terus menerus.
"Kita akan perketat pengawasan di taman gedung bupati, walau kami tetap tidak melarang masyarakat untuk masuk ke lahan perkantoran bupati," jelas dia.
Dalam kasus ini, menurut Ade tidak bisa hanya satu lembaga pendidikan yang harus disalahkan. Sebab, banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya aksi perkelahian dan pesta miras di kalangan pelajar.
"Bisa saja pendidikan di sekolah sudah baik. Guru dan orang tuanya juga sudah cukup serius dalam memberikan perhatian terhadap dunia pendidikan. Akan tetapi pengaruh dunia luar seiring dengan perkembangan zaman dan kecanggihan teknologi serta informasi yang kini dalam genggaman," tutur dia.
Maka, dalam situasi ini butuh keterlibatan seluruh elemen masyarakat termasuk pemerintah dan aparat penegak hukum untuk bersama sama menyelamatkan anak anak bangsa hari ini demi masa depan kelak. (mud/mud)