Terlahir dari keluarga dengan ekonomi terbatas tak membuat semangatnya luntur untuk menuntut ilmu. Tekadnya untuk terus belajar telah ada sejak Gina menginjak bangku SMA.
"Memang dari dulu punya tekad harus kuliah. Meski pun orang tua saya tidak punya, saya harus tetap kuliah," ujar Gina saat ditemui wartawan di rumahnya, Kampung Cintarakyat, Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keterbatasan biaya tak membuat Gina patah semangat. Saat lulus SMA tahun 2016 lalu, ia mencari cara agar bisa melanjutkan kuliah. Gina pun berhasil mendapatkan beasiswa bidik misi ia bisa kuliah jurusan Farmasi di Fakultas MIPA Unpad.
"Alhamdulillah dapat nilai UN tertinggi saat kelas 3 SMA dulu," katanya.
Tinggal di Bandung tak membuat Gina berubah. Untuk menyambung hidup, Gina mencari kerja. Ia kini dipercaya menjadi asisten laboratorium di Fakultas MIPA Unpad. "Kadang puasa kalau tidak punya uang. Saya juga ikut mengerjakan proyek dosen,'' katanya.
Gina bertekad untuk menyelesaikan kuliahnya meskipun bekalnya terbatas. Ia ingin mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter.
"Paling penting tekad dan kemauan yang harus ada jika ingin kuliah," ucap Gina bahagia.
Uu Sunarya (49) (Foto: Hakim Ghani/detikcom) |
"Kalau beasiswa itu tidak ada dari pemerintah sini. Anak saya yang usaha sendiri. Dia sadar ingin kuliah tapi tak punya biaya. Jadi tanya-tanya gimana caranya bisa kuliah tapi gratis," ucap Uu di tempat sama.
Uu membagi kiatnya yang mampu menguliahkan dua anak yang masing-masing di ITB dan Unpad. Ia mengaku hanya berusaha maksimal dalam bekerja, meski penghasilan yang didapat hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
"Kadang saya pinjam ke tetangga atau saudara. Kalau misalkan saya sudah ada kerjaan lagi baru saya ganti. Bagi saya, yang penting ikhtiar saja, karena rezekinya sudah ditentukan," tutur Uu. (bbn/bbn)












































Uu Sunarya (49) (Foto: Hakim Ghani/detikcom)