Keluarga merasa khawatir AM kumat dan mengamuk melukai orang-orang sekitar. Harapan mereka agar pihak Pemkab Sukabumi memfasilitasi perawatan AM di panti hingga pulih.
"Jangan, jangan pulang. Bukan tega, saya berharap dia benar-benar disembuhkan dulu kondisi mentalnya. Kami khawatir dia kembali mengamuk kalau di rumah," tutur Dedi Suhendi (55), orang tua AM, kepada detikcom di kediamannya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Senin (18/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Bupati, Pak Kepala Dinas Sosial tolong bantu kami. Bukan tidak sayang dengan anak, karena kalau pulang bukan solusi. Kami paham benar, dia itu memang enggak kumat kalau minum obat. Kalau efek obat habis, dia kembali kambuh, kami yang jadi korbannya," tutur Dedi didampingi istrinya, Epi (50).
Juru Bicara RSUD R Syamsudin SH Sukabumi Wahyu Handriana membenarkan kondisi AM mulai membaik sejak dua pekan lalu. AM memang mendapatkan perawatan di rumah sakit tersebut.
"Diagnosanya skizofrenia. Kondisinya sudah membaik dan lebih tenang. Sudah siap kita pulangkan, namun memang ada kabar keluarga tidak menerima. Kita lihat perkembangannya saja dulu," ujar Wahyu.
Gegara telat membelikan rokok, AM nekat menganiaya keluarganya. AM yang diketahui mengalami gangguan kejiwaan ini menendang adik dan ibunya, lalu menghantam sang ayah dengan kursi kayu. Peristiwa tersebut berlangsung di Kampung Pamuruyan, RT 03/01, Desa Pamuruyan, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Senin (4/2/2019). (sya/bbn)











































