Cerita ini bermula pada 2011, Yami, penyandang disabilitas mental, hilang saat berada di rumah orang tuanya di Jampang. Putra dan putrinya melakukan pencarian, namun jejak Yami tidak ditemukan.
Pencarian demi pencarian terus dilakukan anak-anak Yami. Bahkan beberapa stasiun televisi sempat didatangi dengan harapan ada yang melihat sang ibu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Desi menceritakan sang ibu mengalami disabilitas mental setelah melahirkan adiknya yang bungsu. Dia juga membenarkan faktor ekonomi menjadi alasan sang ibu menjadi seperti itu.
"Kalau dulu suka ngamuk-ngamuk, kami anak-anaknya bergantian merawat. Saat beliau sedang di rumah nenek saya (Ibunda Yami) beliau tib-tiba pergi begitu saja dan hilang," lirihnya.
Satu keluarga itu pun akhirnya bisa bertemu dan berkumpul kembali. Setelah menghubungi pihak panti pada 14 Februari 2019 kemarin, mereka mendatangi Panti Sosial Aura Welas Asih.
"Saya merasakan haru, sempat nangis-nangis juga. Namanya juga hilang jejak, kemudian ibu ada di hadapan saya. Kondisi ibu sedikit berubah, maklum foto beliau terakhir yang kami miliki diambil 15 tahun lalu," kata Desi.
![]() |
Sementara itu, Deni Solang, pengurus Panti Sosial Aura Welas Asih, membenarkan momen haru tersebut. Menurutnya, Yami sudah dirawat selama kurang lebih 1,5 tahun di panti.
"Saat datang diantar Dinas Sosial dan Satpol PP, kondisinya layaknya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) lain yang masuk ke panti. Alhamdulillah lambat laun kondisi beliau pulih dan bisa bantu-bantu di panti. Ketika ada yang mengaku keluarganya bu Yami ini, dicek dulu oleh menantunya. Baru keesokan harinya pas tanggal 14 seluruh anak-anaknya datang menjemput," cerita Deni. (sya/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini