Menteri LHK: Sampah Laut 80 Persen dari Daratan

Menteri LHK: Sampah Laut 80 Persen dari Daratan

Sudirman Wamad - detikNews
Jumat, 15 Feb 2019 17:31 WIB
Foto: Sudirman Wamad
Cirebon - Indonesia telah menjadi sorotan dunia terkait sampah, khususnya sampah laut. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) terus memberi gebrakan untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya sampah di laut.

Hari ini, Jumat (15/2/2019) Menteri LHK Siti Nurbaya bersama seribuan masyarakat Cirebon dan sekitarnya menggelar bersih-bersih pantai atau Coastal Clean Up (CCU) di Pantai Pelabuhan Cirebon.
"Gerakan ini semakin luar biasa perkembangannya, saya bersyukur sejak 2015 hingga 2018 aktivitas masyarakat atau komunitas makin luar biasa menyikapi persoalan sampah," kata Siti Nurbaya usai bersih-bersih pantai.

Lebih lanjut, Siti Nurbaya menyebutkan sampah yang berada di laut mayoritas berasal dari daratan, yakni dari sungai-sungai. Arus sungai membawa sampah menuju ke laut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampah di laut itu 80 persen dari darat. Banyak yang berasal dari sungai. Permasalahan ini harus diselesaikan bersama, negara, pemerintah, intansi swasta, dan masyarakat harus bersinergi," katanya.

Menteri LHK: Sampah Laut 80 Persen dari DaratanFoto: Sudirman Wamad


Selain dari daratan, Siti Nurbaya mengatakan sampah dari laut juga berasal dari arus laut internasional. "Ada juga sampah yang berasal dari Asia Timur. Kalau untuk prosentasenya, 14 persennya itu sampah plastik," ucapnya.

Ia menyebutkan Bali merupakan salah satu pantai yang paling dikeluhkan oleh turis. Terlebih lagi, Bali saat ini masih menjadi primadona dalam urusan kunjungan wisata turis asing.

"Sekarang sudah ada asistensi dari perusahaan swasta khusus pantai-pantai di Bali," katanya.

Lebih lanjut, Siti Nurbaya mengatakan sampah harus bisa dimanfaatkan. Sampah bisa menjadi media pemberdayaan masyarakat, karena lanjut dia, sampah bisa dikelola hingga bernilai ekonomis. Bahkan bisa disulap menjadi sumber energi.

"Sampah itu bisa didaur ulang dalam skala yang besar, untuk dimanfaatkan masyarakat. Kemudian, bisa juga diubah menjadi listrik. Ini bisa dimanfaatkan untuk perusahaan. Indonesia harus siap tentang ini," katanya. (ern/err)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads