DBD Meningkat di Jabar, Fogging tak Bisa Sembarangan

DBD Meningkat di Jabar, Fogging tak Bisa Sembarangan

Mochamad Solehudin - detikNews
Jumat, 08 Feb 2019 14:17 WIB
Foto: Mochamad Solehudin
Bandung - Tindakan pengasapan atau fogging dinilai tidak efektif dalam membasmi nyamuk aedes aegypti sebagai pemicu demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya cara tersebut hanya efektif untuk membunuh nyamuknya saja. Sementara sarangnya tidak tersentuh.

"Fogging tidak efektif untuk mengurangi risiko DBD. Jangan sampai sudah difogging kita merasa aman. Padahal penting juga pemberantasan sarang nyamuknya," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Jawa Barat Uus Sukmara, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (8/2/2019).

Selain itu, ungkap dia, pelaksanaan fogging juga tidak bisa sembarangan. Standarnya fogging itu dilakukan dalam dua siklus selama satu minggu. Karena itu bertujuan untuk memberantas nyamuk dewasa yang baru melewati masa pertumbuhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Standarnya fogging itu dua kali, kalau daerah endemis tinggi siklusnya dua minggu," katanya.



Selain itu, lanjut dia, tindakan fogging juga tidak boleh asal-asalan. Masyarakat harus melihat terlebih dulu penyebaran dari nyamuk penyebar virus DBD tersebut. "Jadi disarankan (pelaksanaan fogging itu) didukung dengan data juga," ucapnya.

Pihaknya mengimbau agar tindakan fogging itu tidak dijadikan cara utama dalam pemberantasan nyamuk DBD. Sebaiknya fogging juga didukung dengan pemberantasan sarang nyamuk agar dampaknya semakin efektif.

"Fogging penting tapi harus dibarengi dengan pemberantasan sarang nyamuknya," ujarnya.

Siang tadi, di Gedung Sate juga digelar tindakan Fogging. Langkah itu dilakukan untuk meminimalisir kehadiran nyamuk aedes aegypti. Meski bukan cara paling efektif tapi setidaknya menekan keberadaan nyamuk tersebut.

"Fogging itu salah satu cara meski bukan paling efektif, karena telur-telurnya masih ada. Tapi minimal nyamuk-nyamuknya sudah enggak ada," kata Kabag Humas Provinsi Jabar Azis Zulfikar.

Melalui cara itu, pihaknya juga mencoba mengingatkan agar pegawai di Gedung Sate meningkatkan kewaspadanya terhadap DBD. "Ini ingatkan kami bahwa penyebaran DBD itu tidak mengenal tempat. Ini langkah pencegahan," ujarnya.

Seperti diketahui, sejak awal Januari 2019 kasus DBD di Jabar terus meningkat. Sampai 31 Januari tercatat ada 18 orang meninggal dengan jumlah kasus sebanyak 2.461.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Barat, sejak awal Januari 2019 kasus DBD terus mengalami peningkatan. Dari jumlah tersebut terdapat 5 daerah dengan jumlah kasus cukup banyak.

Seperti Kota Depok 319 kasus, Kabupaten Bandung 236, Kota Bandung 224, Kabupaten Bandung Barat 227 dan Kota Cimahi sebanyak 200 kasus. Sementara untuk seluruh wilayah Jabar per tanggal 31 Januari tercatat ada 2.461 kasus dengan korban meninggal sebanyak 18 orang.

(mso/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads